Senin, 24 Maret 2014

Rencana Produk

BAB I

1.1. Latar Belakang
Perencanaan produksi merupakan area yang sangat penting dalam pembuatan keputusan level strategis perusahaan, khususnya dalam perusahaan manufaktur. Perencanaan produksi dalam suatu perencanaan perusahaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan. (Nasution, 1999)
Berhasil tidaknya tujuan suatu perusahaan pada umumnya ditandai oleh kemampuan manajemen dalam melihat dan mentafsirkan kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang begitu pula tugas manajemen juga harus dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern serta didukung oleh teknologi yang canggih, maka kehidupan organisasi mengalami persaingan yang ketat. Dalam persaingan itu manajemen perusahaan khususnya bidang produksi harus dapat mengambil kebijakan dalam memproduksi barang atau produknya yang akan terjual atau sesuai dengan selera konsumen, maka sebelumnya manajer produksi harus merencanakan produksi secara cermat. Karena tanpa perencanaan dapat berakibat jumlah yang diproduksi dapat menjadi besar atau terlalu kecil.
Perencanaan produksi merupakan salah satu fungsi manajemen yang mempunyai arti penting dalam perusahaan, disamping fungsi manejemen lain. Apabila perencanaan tersebut telah dilaksanakan, berarti perusahaan telah mengalokasikan faktor-faktor produksi yang telah dimilikinya dan selanjutnya laba yang diperoleh mencapai maksimum. Dengan diperoleh laba yang maksimum maka perkembangan perluasan usahanya, nama baik perusahaan, akan semakin meningkat. Selain itu yang lebih penting ialah kelangsungan kehidupan perusahaan akan lebih terjamin, sehingga kesejahteraan karyawan akan meningkat.
Perencanaan produksi inilah yang nantinya merupakan dasar penentuan manajer dalam mencapai tujuan perusahaan, karena perencanaan produksi merupakan suatu fungsi yang menentukan batas kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk itu diharapkan juga akan meningkatkan efisiensi kerja untuk menilai kembali rencana perusahaan terdahulu.
Oleh karena pemikiran tersebut diatas, di dalam makalah ini  penulis akan membahas mengenai semual hal yang bersangkutan dengan rencana produksi.



BAB II


2.1  Pengertian

2.1.1 Pengertian Produk
Yang dikatakan produk ialah seperangkat atribut, baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik, serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. (W.J. Stanton: 1981:192)
Kotler menyatakan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepimilikan, organisasi, informasi, dan ide.
Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti makanan,pakaian, dan sebagainya, akan tetatpi juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar untuk memuaskan kebutuhan semata, akan tetapi juga bertujuan untuk memuaskan keinginan.

2.1.2 Pengertian Rencana produk
Rencana produk adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pabrik atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan produknya, memperbaiki produk lama, memperbanyak kegunaan dari produk yang sudah ada, dan mengurangi biaya produksi, serta biaya pembungkus. (Cannoen Wichert dalam bukunya Marketing Text and Cases: Product Planning)
Perencanaan produk merupakan suatu kejadian yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode tertentu. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para pesaing. Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan perkembangan yang ada.


2.2 Tingkatan Produk
Sekarang ini orang-orang pabrik tidak lagi bersaingan dengan produk yang dihasilkannya saja, tapi lebih banyak bersaingan dalam aspek tambahan pada produknya, seperti aspek pembungkus, servis, iklan, pemberian kredit, pengiriman dan faktor-faktor lainnya yang dapat menguntungkan konsumen.
Dari segi ini kita dapat melihat ada beberapa tingkatan produk, pada tiap tingkatan ada nilai tambahnya, seperti diungkapkan oleh Kotler yaitu:
1. Core Benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh konsumen. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi secara baik oleh produsen, seperti orang mau menginap dihotel, agar ia dapat tidur dan istirahat secara memuaskan, orang masuk restoran, ingin makan enak dan memuaskan.
2. Basic Product, sekarang core benefit dirubah menjadi basic product. Oleh sebab itu kamar tidur hotel diberi perlengkapan, tempat tidur, kamar mandi, handuk.
3. Expected Product, konsumen mempunyai suatu harapan terhadap barang dan jasa yang dibelinya. Makanya perlengkapan hotel harus disediakan yang terbaik, bersih, tempat tidur bersih, handuk fresh dan bersih, ada lampu baca, dan sebagainya.
4. Augmented Product, yaitu ada sesuatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh konsumen, misalnya dikamar ada TV dengan remote control, memiliki berbagai saluran/channels, layanan prima, dsb. Augmented produk ini mempunyai kelemahan dan dapat digunakan sebagai alat persaingan. Apa yang sekarang dikatakan augmented product, lain kali akan menjadi expected product, karena konsumen sudah terbiasa dengan peralatan terbaru, jika ada augmented product, berarti tambahan biaya, jadi harga kamar makin mahal. Namun pihak saingan mencoba menawarkan augmented product tapi tidak menaikkan harga kamar atau mengenakan tambahan beban kepada konsumen.
5. Potential Product, yaitu mencari nilai tambah produk yang lain untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, yang dapat memuaskan langganannya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi langganan.

2.3  Tahap-tahap Rencana Produk
Menurut Philip Kotler ada 8 tahap poses produk yaitu :
2.3.1 Penciptaan Ide
Penciptaan ide  dapat muncul dari berbagai personil dan berbagai cara. Terciptanya ide    baru ini dapat melalui :
a. Pelanggan,dapat di peroleh dari hasil survei,kotak saran,atau diskusi-diskusi.
b. Ilmuwan, melalui riset,laboratorium.
c. Pemilik, para pemimpin perusahaan.
d. Pegawai, sebagai hasil penerapan gugus kendali mutu ( GKM )
2.3.2 Penyaringan Ide
Ide yang sudah terkumpul perlu di saring mana yang mungkin di perkembangkan dan mana yang tidak. Dalam menyaring ide ini perlu daya prediksi yang lebih tinggi sebab ada kalanya ide yang telah di buang justru memiliki prospek yang sangat menguntungkan di kemudian hari.
2.3.3 Pengembangan dan Pengujian konsep
Setelah ide di saring dilakukan pengembangan dan eksperimen. Kemudian model prduk baru di perlihatkan kepada konsumen, sambil di adakan survei pendapat konsumen terhadap produk baru tersebut.
2.3.4 Pengembangan Strategi Pemasaran
Dalam hal ini perusahaan mulai merencanakan strategi pemasaran produk baru dengan memilih segmentasi pasar tertentu, beserta teknik promosi yang digunakan.
2.3.5 Analisis Usaha
Analisis usaha dilakukan dengan memperkirakan jumlah penjualan di bandingkan dengan pembelian bahan baku,biaya produksi,dan perkiraan laba.
2.3.6 Pengembangan Produk
Dalam hal ini gagasan produk yan masih dalam rencana dikirim kebagian produksi untuk di buat,diberi merk,dan di beri kemasan yang menarik.
2.3.7 Market Testing
Produk baru di pasarkan ke daerah segmen yang telah di rencanakan,di sisni akan diperoleh inormasi yang sangat berharga tentang keadaan barang penyalur, permintaan potensial,dan sebagainya
2.3.8 Komersialisasi
Setelah perencanaan matang, dilakasanakan,dan di uji,maka akhirnya di buat produksi besar-besaran yang membutuhkan modal investasi cukup besar. Mulailah di lansir produ baru di pasar, yang akan menjalani proses kehidupan sebagai suatu produk baru, sampai kepada tahap proses adopsi oleh pihak konsumen, dapat menimbulkan kepuaan bagi konsumen,dan mendatangkan keuntungan bagi produsen.

2.4 Tujuan
a. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
b. Untuk menambah omzet penjualan
c. Untuk memenangkan persaingan
d. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi
e. Untuk meningkatkan keuntugan dengan pemakaian bahan yang sama
f.  Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
g. Untuk mencegah kebosanan konsumen
h. Untuk menederhanakan produk, pembungkus

2.5 Ciri - ciri Produk Baru
a. Produk tersebut betul-betul merupakan hasil inovasi baru namun ada juga produk baru yang fungsinya sama dengan produk yang sudah ada. Seperti televisi yang fungsinya sama dengan radio dan bioskop, plastik menyaingi produk dari kayu dan metal.
b. Pengganti produk lama, tapi berbeda pemakaiannya, seperti instant coffee mengganti kopi yang biasa. Kopi tahun terbaru berbeda dengan tahun lama, demikian pakaian model baru mengalahkan pakaian model lama.
c. Produk imitasi adalah barang baru bagi perusahaan tertentu tapi bukan baru bagi masyarakat.

2.6  Menambah Kegunaan Produk
Produk yang dihasilkan oleh Perusahaan harus diciptakan agar penggunaannya lebih bervariasi dengan cara :
a. Menciptakan tambahan penggunaan dari produk yang sudah ada seperti sabun cuci, yang biasanya dipakai untuk cuci akaian, sekarang diciptakan agar bisa pula dipergunakan untuk cuci piring, cuci lantai, cuci mobil, dsb. Dengan demikian volume penjualan akan meningkat. Penggunaan plastik sudah maju, dalam hal ini plastik digunakan untuk bermacam-macam keperluan, seperti mulai dari pembungkus, perabot rumah tangga, sampai kepada onderdil motor, mobil, bahkan pesawat terbang.
b. Produk yang biasanya dijual untuk kaum wanita, sekarang juga dipasarkan buat kaum pria, seperti alat-alat kecantikan, sekarang mulai dibeli kaum pria; susu bubut untuk anak-anak, juga bisa dipakai orang dewasa, sabun bayi juga bagus untuk Ibu/Bapak dan sebagainya.
c. Digunakan dalam hubungan bersamaan dengan produk lain, misalnya pemasaran kain pel, dikombinasikan dengan pemasaran cairan pembersih.
d. Biasa digunakan untuk industri-industri baru, jika suatu perusahaan berdiri, maka bisa pula berdiri perusahaan baru yang mempergunakan hasil industri perusahaan alam.
Dengan demikian usaha meciptakan produk baru sejalan pula dengan strategi perluasan melalui :
a. Pencarian pemakaian baru. Setiap produk mempunyai segmentasi pasarnya, produk baru dengan mutu tertentu memiliki pemakai tersendiri. Mungkin saja sebuah produk belum dibeli oleh sekelompok masyarakat, karena alasan harganya tinggi, belum dikenal dan sebagainya. Para pengusaha harus meciptakan harga, mutu, atau formula yang digunakan sehingga sesuai dengan lingkungan yang dituju. Akhirnya produk yang sudah dikembangkan tersebut dapat mencapai pemakai baru, misalnya pada sabun bayi yang dapat pula digunakan oleh orang tuanya.
b. Menciptakan pemakain baru, misalnya sabun cuci disamping untuk mencuci dapat pula dipakai untuk lantai, mobil dan sebagainya. Alat semprot pembunuh serangga, sekarang dapat digunakan dirumah untuk nyamuk.
c. Memperluas pemakaian, dengan cara memberi petunjuk kepada konsumen, agar produk ini digunakan seringkali.  Pada tiap kali penggunaan harus digunakan lebih banyak, misalnya menggunakan pasta gigi, harus digunakan sesuai dengan iklan di televisi, dioleskan di atas sikat gigi penuh dan banyak, memakai shampoo belum akan efektif jika hanya satu kali, tai dua kali agar rambut betul-betul bersih.

2.7. Siklus Kehidupan Produk
Siklus kehidupan produk ini terdiri atas 5 tingkatan:
1. Tahap introduksi (Introduction)
2. Tahap pengembangan (Growth)
3. Tahap kematangan (Maturity)
4. Tahap menurun (Decline)
5. Tahap ditinggalkan (Abandonmen)

2.8 Soal dan jawaban
1. Adakah program khusus untuk melakukan perencanaan produksi untuk suatu perusahaan?
Jawaban :
Ada program khusus untuk melakukan perencanaan produksi untuk suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan memiliki progaram-program khusus agar rencana produk mereka dapat berjalan dengan lancar, dan karena setiap perusahaan memiliki program-program yang berbeda. Program-program yang dimiliki perusahaan dalam merencanakan produksi dilaksanakan supaya produk mereka dapat bersaing dan memiliki prospek yang lebih baik dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan produk dari perusahaan saingan mereka.
2. Apakah keadaan politik suatu negara mempengaruhi pengambilan product planning dalam suatu perusahaan ?
Jawaban :
Tentu saja keadaan politik suatu negara mempengaruhi pengambilan rencana produksi dalam suatu perusahaan. Hal itu dikarenakan politik disuatu negara berhubungan langsung dengan kebijakan oleh pemerintah yang akan diambil dan berimbas pula terhadap keadaan dan keberlangsungan suatu perusahaan. Apabila keadaaan politik disuatu negara sedang mengalami ketidakpastian maka akan sangat mempengaruhi perusahaan, karena perusahaan harus menyesuaikan dengan keadaan negara tersebut.




BAB III

3.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan rencana produksi, langkah awal yang harus dilakukan adalah merencanakan permintaan produk untuk masa yang akan datang. Dengan memilih rencana yang baik dan tepat maka akan dihasilkan rencana kebutuhan permintaan produk untuk masa yang akan datang yang dapat diandalkan serta memiliki prospek yang baik bagi kelangsungan dan kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan perusahaan.
Dengan perencanaan tersebut maka perusahaan dapat menentukan perencanaan produksi yang dibuat berdasarkan fasilitas yang ada. Menentukan penjadwalan produksi dari produk yang dibuat berdasarkan peralatan dan perencanaan yang dibuat. Menentukan ukuran kapasitas produksi perusahaan dengan kondisi yang ada. Menentukan rencana pengembangan fasilitas dan produksi untuk masa yang akan datang. Menambah kegunaan produk untuk dinikmati para konsumen supaya lebih bervariasi .
Oleh karena itu rencana produksi memegang peranan yang penting di dalam suatu perusahaan. Karena bila dicontohkan rencana produk merupakan fondasi dari sebuah perusahaan. Bila dari awal fondasi dari perusahaan tersebut dibangun dengan buruk, maka sejalannya dengan waktu pengerjaan produk tersebut juga tidak akan baik, tidak akan di respon oleh konsumen dan produk yang telah menghabiskan sejumlah biaya akan terbuang sia-sia dan semakin lama produk tersebut akan menghilang dari peredaran. Oleh sebab itu rencana produksi memiliki perananan yang sangat penting.



  

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, (2009), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

Koter, Philip (2000), Marketing Management, Prentice Hall Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll