Senin, 24 Maret 2014

DINAMIKA BUDAYA ,BUDAYA DAN GAYA MANAJEMEN ( PEMASARAN INTERNASIONAL )

A.     Konsep Budaya
Dalam melakukan pemasaran yang melintasi batas-batas Negara dituntut suatu interaksi dengan orang-orang dan lembaga-lembaga serta organisasi yang dikelola dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda. Nilai-nilai yang penting bagi sekelompok orang mungkin tidak begitu berarti bagi kelompok lain. Singkatnya diantara bangsa-bangsa terdapat perbedaan yang sangat berarti dan mencolok dalam sikap, kepercayaan , ritual, motivasi, persepsi,moralitas, kebenaran dan tahayul.
Perbedaan budaya sangat mempengaruhi perilaku pasar. Oleh karena itu, pemasar internasional sangat perlu untuk sungguh-sungguh mengenal ciri khas kebudayaan Negara-negara yang dengannya mereka mengadakan hubungan bisnis.
Pengaruh kebudayaan pada suatu pemasaran internasional meliputi berbagai macam aspek. Pencantuman factor perbedaan budaya dalam membuat kebijakan pemasaran untuk meningkatkan kesuksesan ternyata telah lama menimbulkan masalah kritis dalam pemasaran luar negeri. Sejalan dengan bertambah banyaknya kritik-kritik yang dilontarkan terhadap perusahaan-perusahaan multinasional, pengaruh kebudayaan tampak semakin penting. Kenaifan dan kesalahan yang berkaitan dengan kebudayaan bisa menimbulkan masalah yang harus dibayar mahal.
Menurut Sir Edward Tylor, Budaya didefinisikan sebagai suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum/peraturan, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh (setiap individu sebagai anggota) dalam masyarakat.
 “Budaya adalah pemograman pikiran secara kolektif yang membedakan para anggota sebuah kelompok atau kategori dengan kelompok- kelompok lain (the collective programming of the mind which distinguish the members of one group or category from those of another “ Hofstede (1991:5)
“Budaya adalah seperangkat simbol-simbol yang saling terkait , dipelajari , dibagi , dan dipaksakan yang makna-maknanya menyediakan seperangkat orientasi untuk para anggota masyarakat. Orientasi – orientasi tersebut diambil bersama sama, menyediakan pemecahan pemecahan untuk  masalah masalah yang harus diselesaikan oleh seluruh masyarakat jika mereka ingin tetap ada “ Terpstra dan David (1991 : 6)
“ Budaya adalah cara hidup, yang dibangun oleh sekelompok manusia yang diteruskan dari satu generasi ke genarasi lain “ Keegan (2002 : 68)
“ Budaya adalah seluruh sistem yan terintegrasi dari pola pola perilaku yang dipelajari yang membedakan karakter karakter dari para anggota suatu masyarakat tertentu” Czinkota dan Ronkainen  (2004 : 59)
Dari keempat definisi tersebut ada 4 wujud budaya yang coba diungkapkan yaitu
1.      Budaya sebagai pemrograman pikiran secara kolektif
Budaya terbentuk karena kondisi yang ada pada masyarakat tertentu kemudian secara terus menerus akan mempengaruhi pola perilaku dari masyarakat tersebut. Apabila perilaku tersebut terus menerus terjadi maka akan membentuk budaya. Contoh, negara singapura menerapkan sanksi yang tegas bagi warga negara nya yang melanggar hukum. Dari situasi yang diciptakan dari regulasi pemerintah tersebut, berpengaruh pada pola perilaku disiplin warganya.

2.      Budaya adalah seperangkat simbol simbol
Hidup kita dipenuhi dengan simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut dapat berbeda dari suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainya. Contohnya : warna merah, bagi masyarakat di Indonesia warna merah melambangkan keberanian sedangkan di cina sendiri warna merah melambangkan simbol untuk suatu peristiwa yang besar. Oleh karena itu , di cina jarang sekali ditemui mobil-mobil berwarna merah. Karena warna bagi masyarakat cina warna merah hanya cocok digunakan untuk acara acara besar seperti pernikahan, dll.

3.      Budaya adalah cara hidup
Cara hidup dari suatu kelompok masyarakat berbeda dengan msyarakat lainya. Misalnya cara hidup orang barat dan orang timur (asia) tentu berbeda. Masig masing memiliki norma dan aturan yang  mendasari  tata cara hidup mereka.

4.      Budaya sebagai sebuah sitem yang terintegrasi  dari pola perilaku
Definisi ini mencakup sebuah keanekaragaman unsur unsur yang luas dari bentuk yang materialistis hinga spiritualis termasuk segala sesuatu dimana kelompok itu berfikir berkata , berbuat  dan perasaan perasaan.
Secara umum, suatu budaya harus memiliki tiga karakteristik, yaitu:
1.      Kebudayaan dipelajari, artinya kebudayaan diperoleh setiap orang sepanjang masa melalui kanggotaan mereka di dalam suatu generasi ke generasi berikutnya.
2.      Kebudayaan bersifat kait-mengkait, artinya setiap unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain, misalnya unsur  bisnis berkaitan erat dengan unsur status sosial.
3.      Kebudayaan dibagikan, artinya prinsip-prinsip suatu kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang lain dalam suatu kelompok.

B.     Unsur-Unsur Budaya
Dari titik pandang seorang pemasar, suatu cara memperoleh pemahaman kebudayaan adalah menganalisis elemn-elemen kebudayaan dalam suatu Negara. Menurut Cateora ada 4 unsur kebudayaaan yaitu :

a.      Kehidupan material
Secara umum budaya material dibagi menjadi dua yaitu  teknologi dan ekonomi. Teknologi sendiri merujuk pada bagaimana cara suatu kelompok masyarakat membuat sebuah barang yang mana setiap masyarakat mempunyai tekik teknik tertentu yang berbeda dari kelompok lainya . Misalkan, cara memasak orang Indonesia dengan cara memasak orang Amerika tentu berbeda, jika di Indonesia mereka lebih banyak menggunakan rempah rempah dalam masakanya sedangkan orang amerika tidak banyak menggunakan rempah dalam masakanya.  Alat-alat, pengetahuan, teknik, metode-metode, dan proses-proses yang digunakan oleh suatu kebudayaan untuk menghasilkan barang dan jasa juga termasuk distribusi dan konsumsinya, termasuk dalam bagian kehidupan material. Ada dua bagian esensial dari kehidupan material, yaitu pengetahuan/ teknologi  dan perekonomian.
Ekonomi sendiri merujuk pada pola perilaku berkaitan dengan kegiatan ekonomi seperti pola konsumsi , produksi dan distribusi. Beda negara berbeda pula pola kegiatan yang dilakukan. Contohnya : seperti di negara negara yang masih terbelakang, kegiatan distribusi mereka notabene lebih sederhana dibandingkan negara negara yang sudah maju karena perbedaan kondisi insfrastruktur yang mendukung kegiatan mereka. negara maju memiliki infrastruktur yang baik sedangkan negara yang terbelakang karena infrastruktur yang tidak mendukung, akhirnya kegiatan mereka pun terbatas.
Budaya material juga berpengaruh terhadap permintaan, kualitas dan jenis produk yang diminta yang mana berpengaruh pada kegiatan produksi dan produksinya. Misalkan ; di negara negara yang maju yang masyarakatnya mempunyai daya beli yang tinggi mereka lebih menginginkan kemasan produk yang praktis (sekali pakai ) sedagkan di negara berkembang, pertimbangan faktor ekonomis lebih menonjol sehigga mereka lebih mengingkan kemasan yang bisa diisi ulang sehingga lebih murah.
Kehidupan material suatu masyarakat tidak dapat digambarkan dengan sederhana, melainkan jatuh pada suatu rangkaian kehidupan material yang kedua kutubnya adalah tradisional dan industrial. Sebuah posisi pada rangkaian kehidupan material memperlihatkan cara hidup suatu masyarakat. Setiap posisi kehidupan material kemudian akan menjadi dasar untuk menganalisis kesempatan-kesempatan bagi seseorang pemasar internasional.

b.     Institusi Sosial 
Penyaluran budaya dapat dilakukan melalui organisasi sosial , pendidikan dan struktur politik. Organisasi sosial, pendidikan dan struktur politik berhubungan dengan cara orang berinteraksi dengan sesamanya, mengatur aktivitas dan menyelaraskan hidup mereka satu dengan yang lain, mengajarkan tentang perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat kepada generasi berikutnya.
Posisi wanita dan pria di dalam masyarakat, keluarga , kelas sosial, perilaku kelompok di intepretasikan secara berbeda di tiap iap kebudayaan. Setiap institusi mempunyai pengaruh terhadap pemasaran karena pengaruh dari perilaku , nilai dan keseluruhan aspek kehidupan.
Berbicara mengenai institusi sosial tentunya tak akan lepas dari interaksi sosial. Interaksi sosial membangun atauran-aturan yang dimainkan seseorang dalam masyarakat serta pola kekuasaan dan kewajiban mereka. Atran dan pola ini didukung oleh kerangka lembaga-lembaga masyarakat, yang meliputi, misalnya, pendidikan dan perkawinan. Aturan-aturan sosial juga dibangun oleh kebudayaan.
Pendidikan merupakan salah satu alat utama untuk menyalurkan budaya. Dua aspek pendidikan yang harus diperhatikan oleh para pemasar yaitu tingkat dan mutu / kualitas pendidikan. Namun dar ikedua spek tersebut yang  paling berpengaruh bagi pemasar internasional adalah tingkat pendidikan. Sebab tingkat pendidikan merefleksikan tingkat melek huruf sedangkan kulitas pendidikan lebih menekankan pada kuliatas hasil didik.  Tingkat melek huruf berbanding lurus dengan tingkat perkembangan perekonomian suatu bangsa
Sebuah penelitian empiris yang dilakukan oleh Tan dan McCullough memperlihatkan bagaimana perbedaan kebudayaan mempengaruhi suami dan istri dalam keputusan pembelian. Seorang suami berkebangsaan Singapura memainkan tugas yang lebih dominan daripada seorang suami yang berkebangsaan Amerika Serikat dalam mengambil keputusan dalam keluarga. Hasil yang sama juga diperoleh dalam penelitian terhadap istri-istri orang Belanda dan Amerika Serikat. Istri orang Amerika memainkan tugas yang lebih bersifat otonomi daripada istri orang Belanda dalam menentukan kebijakan/ keputusan dalam keluarga. Jadi aturan-aturan sosial adalah berbeda-beda dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain dan hal itu sangat mungkin untuk mempengaruhi perilaku pemasaran.
c.      Sistem Kepercayaan
Agama mempengaruhi pandangan hidup, makna dan konsep suatu kebudayaan. Agama Islam menganggap penekanan pada harta kekayaan material adalah hina dan rendah. Dalam agama Kristen, khususnya dalam kebudayaan Barat, manusia bercita-cita untuk menjadi tuan atas seluruh bumi. Cita-cita yang telah dikombinasikan dengan etika kerja keras dan kesuksesan ajaran Calvinist telah mengembangkan suatu cita-cita pemilikan pribadi atas kekayaan sebagai ukuran prestasi. Hinduisme, yang walaupun tidak memberi persetujuan pada pemilikan harta benda, merupakan aliran yang fatalistic atas pemilikan harta kekayaan. Pada umumnya, agama yang hidup di dalam suatu masyarakat mempengaruhi penekanan atas kehidupan material, yang pada gilirannya mempengaruhi sikap dan tindakan terhadap pemilikan dan penggunaan barang-barang dan jasa. Tradisi-tradisi agamawi mungkin melarang penggunaan barang-barang dan jasa tertentu. Sebagai contoh, Hinduisme menetapkan vegetarianisme, dengan tekanan khusus pada pantang makan daging sapi. Agama Islam di sisi lain melaranag makan daging babi.
Suatu aliran kepercayaan yang menganut pandangan fatalistic telah membawa orang-orang Asia untuk memilih waktu-waktu yang dianggap baik dan menguntungkan untuk membeli mobil atau dalam merencanakan suatu pesta pernikahan. Pemasar mobil di Jepang, contohnya, mengantarkan mobil kepada konsumen pada hari-hari tertentu yang dianggap hari yang menguntungkan sebelum turun ke lapangan dan para petugas asuransi sungguh berhati-hati memilih hari yang baik sebelum datang meminta persetujuan dan penandatanganan polis asuransi jiwa dari para pelanggannya.
Oleh karena prinsip dan sikap agama mungkin sangat mempengaruhi pemasaran barang dan jasa, maka para pemasar internasional harus peka terhadap prinsip agama tuan rumah dimana mereka akan melakukan pemasaran.
d.     Estetika
Estetika meliputi seni (arts) drama, music, kesenian rakyat (folksway) dan arsitektur (seni bangunan) yang terdapat dalam masyarakat. Aspek-aspek yang terdapat dalam masyarakat tadi membawa dan melahirkan suatu konsep keindahan dan ekspresi yang menakjubkan dalam suatu kebudayaan. Sebagai contoh, warna-warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula di seluruh dunia. Di masyarakat Barat, pakaian pengantin biasanya warna putih, tetapi di Asia, warna putih justru symbol dukacita.
Nilai estetika dari suatu masyarakat tampak pada corak, bentuk, warna, ekspresi, symbol, gerak-gerik, emosi, perawakan yang bernilai dan berkaitan dengan suatu budaya tertentu. Atribut-atribut ini memiliki pengaruh pada desain/ model dan promosi produk yang berbeda.

e.      Bahasa
Bahasa sebagai bagian dari kebudayaan dianggap tidak hanya dalam arti harafiah seperti kata-kata yang diucapkan, tetapi juga sebagai symbol komunikasi dari waktu, ruang, benda-benda, persahabatan dan kesepakatan. Komunikasi terungkap melalui kata-kata, gerak-gerik, air muka dan gerakan-gerakan tubuh lainnya.
Banyak bahasa yang berbeda-beda di dunia ini yang tidak dapat diterjemahkan secara harfiah dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Pengertian dari aspek simbolis dan fisik pada komunikasi dalam kebudayaan yang berbeda lebih sulit lagi dimengerti.
Menurut Cateora dan Graham (2002: 128-30) mengemukakan ada 3 kelompok kebiasaan berbisnis :
1.      Budaya imperatif
Merupakan kebiasaan-kebiasaan dan harapan bisnis yang harus dipenuhi dandisesuaikan dengan atau dihindari jika mengehendaki jika ingin hubungan berhasil. Contohnya : di Jepang, kontak mata yang lama di anggap serangan sealiknya di Arab dan amerika latin kontak mata diangga penting sebab menunjukan bahwa anda dapat dipercaya.
2.      Budaya adiafora
Beekaitan dengan perilaku atau kebiasaan dimana budaya budaya orangasing diharapkan untuk menyesuaikan atau berpartisipasi dalam budaya penduduk setempat namun tidak harus dilakukan. Contoh ; orang jepang tidak mengharapkan orang asing untuk membungkukan badanya dan memahami ritual berbungkuk di kalangan orang jepang, tetapi sebuah bungkukan simbolis menunjukan minat dan beberapa sensitivitas terhadap budaya mereka yang dianggap sebuah sikap hubungan baik.
3.      Budaya eksklusif
Budaya budaya yang khusus bagi penduduk setempat dan terlarang bagi orang asing .

Pengaruh Budaya dalam negosiasi di pemasaran Internasional
Cateora dan Graham mengemukakan dan membahas empat jenis masalah negosiasi bisnis internasional yang disebabkan oleh budaya diantaranya adalah :
1.      Perbedaan bahasa
Maasalah yang biasanya muncul diantara pihak pihak yang melakukan negosiasi adalah percakapana sampingan yang menggunakan bahasa mereka sendiri yang tidak dapat dimengerti oleh pihak lawan negosiasinya. Percakapan ini menimbulkan prasangka negatif bahwa pihak yang melakukanya sedang melakukan komunikasi atau diskusi rahasia.
2.      Perilaku perilaku non verbal
Hal ini tercermn dalam perbedaan sikap pada saat berdiam diri pada saat negosiasi, perilaku interupsi, raut muka pada saat menatap, dan sentuhan.
3.      Nilai –nilai
Ada empat niali yang dibahas oleh Cateora yaitu mengenai objektivitas, daya saing, kesetaraan dan ketepatan waktu.
4.      Perbedaan pada proses-proses berfikir dan pengambilan keputusan






C.      BUDAYA DAN PEMASARAN
Budaya mempengaruhi setiap aspek dalam pemasaran, Pada bagan dibawah menggambarkan hubungan antara tindakan-tindakan kebudayaan dan pemasaran. Sebuah perusahaan yang berorientasi pada pemasaran harus mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang pelanggan. Tindakan-tindakan para pelanggan dibentuk oleh gaya hidup dan pola tingkah laku yang yang berasal dari kebudayaan masyarakat mereka. Jadi, barang-barang yang mereka beli, lambing-lambang yang bernilai bagi mereka serta prinsip-prinsip yang mereka anut dipengaruhi oleh kebudayaan mereka.
Peraga 1.
Capture22.PNG
a.      Produk
Ada dua yang mirip yang diperkenalkan di sebuah negara. Satu di antaranya diterima dengan baik, sementara yang satu lagi gagal. Mengapa ? walaupun keadaan produk dipasar tergantung pada berbagai macam faktor, namun dalam beberapa kasus kegagalan secara langsung terjadi karena kesalahpahaman dalam berhadapan dengan kebudayaan. Sebagai contoh, Kentucky fried Chiken diterima dengan baik di Prancis (seperti halnya di Jerman dan Inggris), tetapi McDonald’s gagal. Hal yang sama juga terjadi di Inggris orang-orang Inggris lebih menyukai tungkai pegangan paying yang terbuat dari plastic yang menyenangkan. Jadi jelaslah, apa yang disebut sebagai produk yang tepat di suatu kebudayaan belum tentu sesuai bagi kalangan budaya yang lain. Kadang-kadang sebuah produk yang tidak mendapat sambutan di Amerika Serikat berkemungkinan sukses di tempat lain bila bentuknya disesuaikan dengan budaya setempat.
b.     Distribusi
Dimensi cultural suatu bangsa dapat menjadikan suatu rencana distribusi lebih hidup dan bergairah, salain itu, saluran distribusi barang mungkin perlu dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi setempat. Avon menggunakan model “Door to Door” dan cara penjualan langsung lainnyadi Amerika Serikat. Cara inimemberikan kesempatan para konsumen pria/wanita untuk membuat keputusan membeli secara pribadi dirumahnya atau di tempat kerja. Namun cara-cara seperti ini tidak berlaku di luar negeri. Wanita-wanita eropa memandang kunjungan para penyalur Avon mengganggu privasi mereka dan para penyalur tidak enak mendatangi rumah teman-temannya demi keuntungan.
c.      Promosi
Praktek-praktek promosi, khususnya iklan, barangkali adalah yang paling mudah terkenal kesalah pahaman budaya. Dalam proses promosi setiap perusahan harus dapat menentukan bagaimana cara yang terbaik sehingga bagai mana informasi tersbut dapat diterima dengan baik tanpa ada diskomunikasi.
Dari empat unsur bauran pemasaran, promosi adalah salah satu yang paling menonjol. Budaya biasanya akan memiliki pengaruh besar pada strategi komunikasi perusahaan. Peristiwa penting dari kalender budaya suatu negara (misalnya, Tahun Baru Cina, Ramadhan) sering menciptakan peluang pemasaran utama dengan komunikasi pemasaran yang berbeda. Promosi menjadi sangat penting dalam strategi pemasaran internasional karena Cara di mana pelanggan memproses komunikasi pemasaran seringkali bergantung pada nilai-nilai budaya mereka. Oleh karena itu pelaku pemasaran internasional harus berhati-hati melakukan komunikasi pemasaran melalui strategi promosi iklan dan advertising lainnya, hal ini karena gaya iklan yang efektif dalam budaya tertentu dapat menjadi kontraproduktif dalam budaya lain. Dalam konteks budaya tinggi (misalnya, Spanyol, Italia, Jepang), gaya komunikasi cenderung lebih langsung dan halus. Dalam konteks budaya rendah (misalnya, Jerman, dan negara skandinavia) iklan menggunakan data faktual, dan menyertakan alasan agar kegiatan promosi lebih efektif.
d.     Harga
Kesediaan pelanggan untuk membayar produk yang dipasarkan akan bervariasi pada daerah yang memiliki budaya yang berbeda. Produk yang dianggap memiliki nilai yang baik dalam satu budaya, mungkin memiliki nilai lebih dan dihargai lebih mahal dibandingkan dalam budaya lain. Di China penetapan harga barang sering menggunakan angka 8. Misalnya 20 dollar sering dibuat dengan angka 19.8 dollar dari pada menggunakan angka 19.9 dollar yang biasa dilakukan pada pasar secara luas di dunia. Hal ini karena Dalam budaya Cina, angka 8 dikaitkan dengan kemakmuran dan keberuntungan. Simbolisme ini berasal dari fakta bahwa pengucapan 8 memiliki kesamaan dalam pengucapan kata kaya.
 Analisis elemen elemen budaya
Dalam menganalisis pontensi pasar diperlukan adanya evaluasi terhadap elem elemen budaya yang mana sangat berpengaruh terhadap program pemasaran.
Di bawah ini contoh outline analisis persilangan budaya yang hubunganya dengan perilaku konsumen
1.      Temukan motivasi yang relevan dalam budaya
Kebutuhan apa yang harus dipenuhi, apakah kebutuhan itu tergolong kebutuhan masa kini, serta apakah anggota masyarakat tersebut benar benar telah mengetahui kebutuhan mereka.
2.      Temukan karakter pola perilaku
Bagaiaman pola perilaku pembelian mereka, seberapa besar frekuensi produk yang dibeli, apakah ada perilaku yang bertentangan dengan perilaku yang diharapkan untuk produk tersebutdlll.
3.      Temukan budaya asing apa yang relevant untuk produk
Apakah ada nilai tentang pekerjaan, keluarga , moralitas, agama dll yang berhubungan degan produk. apakah produk tersebut mengkonotasikan atribut yang bertentangan dengan nilai nilai tersebut. Dapatkah pertentangan tersebut dihindari melalui perubahan produk. dan apakah ada nilai positif yang dapat diangkat kedalam produk.
4.      Tentukan bentuk khas dari pembuatan keputusan
Apakah anggota dari budaya tersebut menggunakan pendekatan ilmiah dalam proses pembuatan keputusan. 
5.      Evaluasi metode promosi yang sesuai dengan budaya
Apa peran yang di bawakan kegiatan promosi pada budaya. Apa saja kata kata, tema atau sesuatu yang tabu dalam budaya tersebut. Masalah bahasa apa yang ada di pasar saat ini yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam budaya. Bagaimana jenis pemasar yang dapat diterima oleh anggota masyarakat tersebu.
6.      Tentukan institusi yang tepat untuk produk tersebut
Tipe retailing apa yang tersedia. Jasa apa yang ditawarkanoleh istitusi kepada pihak konsumen. Apakah ada alternatif lain selain yang ditawarkan oleh institusi tersebu. Apakah perubahan dalam sistem distribusi dapat dengan mudah diterima.

D.     Perubahan Budaya
Dasar-Dasar Perubahan Budaya
Masalah perubahan adalah suatu persoalan yang controversial dan para antropolog satu sama lain memiliki alasan masing-masing yang berbeda-beda. Meskipun hal itu di perdebatkan, satu cara untuk melihat terjadinya perubahan adalah melalui perkembangan ekonomi dan teori hierarki kebutuhan Maslow. Maslow menyusun dan menggolongkan lima tingkat kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan yang paling rendah sampai kebutuhan yang paling tinggi: kebutuhan jasmani (makanan, air, tempat berteduh, seks); kebutuhan akan rasa aman (perlindungan, keamanan, stabilitas); kebutuhan sosial (rasa sayang, persahabatan, penerimaan); kebutuhan ego (prestise, keberhasilan, harga diri); dan kebutuhan aktualisasi diri (kepenuhan diri).

Perusahaan – Perusahaan Multinasiona Sebagai Agen Perubahan
Perpindahan suatu keluarga dari desa ke kota, dari petani menjadi pekerja pabrik, menggambarkan bagaimana proses industrialisasi mendorong perubahan budaya. Suatu negara mungkin menjadi negara industri dengan mengeksploitasi sumber-sumber buminya. Tetapi di era modern ini, sumber industrialisasi yang penting adalah multinasional corporation (MNC =perusahaan multinasional). Suatu MNC dengan cepat dan efektif memindahkan keistimewaan-keistimewaan suatu budaya dari suatu masyarakat tertentu ke masyarakat lain yang benar-benar berbeda. Dalam proses ini, ada kemampuan unik yang mendorong perubahan budaya.
MNC memindahkan nilai-nilai budaya suatu negara dengan dua cara: (1) melalui jaringan kerja cabang-cabang yang luas, yang memperkenalkan, mendemonstrasikan, dan menyebarkan bentuk-bentuk tingkah laku yang baru sementara itu sektor pabrik negara setempat sedang berkembang dan mendapat bentuk yang baru, dan (2) melalui ssusunan pelayanan bisnis yang meliputi iklan dan pendidikan bisinis.

E.      Kebiasaan- kebiasaan dan praktik bisnis dalam pemasaran Internasional
Seperti yang telah dibahas pada bagian awal, adaptasi itu diperlukan dan merupakan kunci dalam pemasaran internasional. Adaptasi dibutuhkan bahkan untuk hal yang terkecil. Melalui keterbukaan adaptasi akan menjadi lebih mudah karena kepedulian terhadap sesama akan mengantarkan mereka untuk terbuka menerima perbedaan budaya.  Terdapat 10 dasar yang diinginkan oleh setiap individu, perusahaan dan negara asing yang harus mereka hadapi (1) keterbukaan dan toleransi , (2) fleksiilitas, (3) kemanusiaan (humanity), (4) keadilan, (5) penyesuaian dalam berbagai macam situasi, (6) rasa ingin tahu, (7) pengetahuan mengenai negara, (8) rasa saling menyayangi antar sesama, (9) kemampuan untuk menghargai perintah, (10) kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
 
Cara-Cara menjalankan bisnis
Karena perbedaan struktur, perilaku management dalam bisnis internasional, menyebabkan terjadinya perbedaan pula pada metode atau cara melakukan bisnis.
Sumber dan Level Otoritas / Kekuasaan . ukuran bisnis, kepemilikan, dan akuntablitias publik. Seorang bisnisman internasional dihadapkan pada bermacam macam bentuk kekuasaan, tetapi ada 3 yang paling sering dijumpai yaitu top level management decision, desentralized decisions, comitte or group decisions.
Tujuan manajemen dan aspirasi.
Pelatihan  dan backgroud dari seorang manajer secara signifikan berpengaruh terhadap kehidupan pribadi dan bisnis. Pengaruh kebudayaan dapat mempengaruhi tingkat inovasi, produk baru dan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh seorang manajer. Untuk lebih mengetahui bagaimana style manajemen seseorang harus mengahargai aspirasi dan tujuan dari individu individu yang biasanya mencerminkan tujuan dari perusahaan dan bisnisnya.
Personal Goal / tujuan pribadi
Tujuan pribadi dari masing –masing individu adalah hal yang sangat personal di banyak negara, sehingga kita tidak dapat mengeneralisasikanya karena manajer di setiap negara memiliki orientasi yang berbeda beda.
Security and Mobility / Keamanan dan Mobilitas
Keamanan Pribadi dan mobilitas kerja berhubungan langsung dengan motivasi dasar manusia yang meiliki implikasi yang luas terhadap aspek ekonomi dan sosial. Istilah “keamanan” diterjemahkan berbeda pada tiap manajerial type. 
Personal Life / Kehidupan pribadi
Bagi sebagian orang, kualitas kehidupan pribadi mungkin mengenai keuntungan, keamanan, ataupun tujuan tujuan lainya namun tujuan tujuan tersebut dapat saja berbeda ditiap negara yang mana sekali lagi dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut.
Social Acceptance / Keterbukaan Sosial
 Di beberapa negara keterbukaan merupakan hal yang utama di dalam bisnis. Seperti di negara Jepang, mereka lebih mengutamakan group decision making.
Power/ Kekuatan
Walaupun kekuasaan sering di cari oleh para manajer namun untuk sebagian bisnis leader, mereka tidak hanya terfokus pada proft oriented saja namun juga menggunakan posisi mereka untuk masuk ke dalam dunia politik maupun sosial.


Contoh perbedaan gaya manajemen antara budaya timur tengah dan barat
Fungsi manajemen
Timur tengah
Barat
Desain organisasi
Birokratis tinggi,
Terlalau terpusat pada kekuasaan dan otoritas pemimpin,
Lingkungan organisasi yang ambigu dan susah diperdiksi.
Birokrasi rendah,
Banyak pendelegasian wewenang,
Struktuk organisasi lebih datar (terdesentralisasi)
Pengambilan keputusan
Semua keputusan ditentukan top manajemen,
Tidak mau mengambil resiko terlalu tinggi
Teknik perencanaan rumit,
Menggunakan alat-alat modern,
Sistem informasi yang terperinci
Pengawasan dan penilaian kinerja
Mekanisme pengawasan informal, pemeriksaan  dilakukan secara rutin,
Kurang bersemangat dalam mengvaluasi
Sistem pengendalian yang maju yang terfokus pada pengurangan biaya dan efektifitas
Kebijakan pribadi
Pemilihan orang-orang yang menduduki posisi penting dipilih berdasarkan asal-usul oarang tersebut
Pemilihan orang-orang yang menjabat posisi tertentu berdasarkan dari seleksi
kepemimpinan
Otokratis, kaku, terlalu banyak perintah
Tidak terlalu menekankan pada personality pemimpin, lebih mengedepankan pada gaya manajemen dan kinerja
komunikasi
Status sosial, kekuasaan dan keluarga berpengaruh pada komunikasi.
Rasa kekeluargaan tinggi dan mengikat,

Hubungan antar personal bersifat bebas dan umum.
Tidak terikat pada pertemanan
Metode manajemen
kuno
Modern dan ilmiah

DAFTAR PUSTAKA
Cateora, P.R. (1993). International Marketing.Boston: Ricarcd D. Irwin, Inc.
Kristanto, Jajat. (2011). Manajemen pemsaran Internasional. Jakarta : Erlangga

Jain, Subash C. (2001).Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta : Erlangga

1 komentar:

  1. Saya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (queendanielloanfirm@gmail.com) atau (queendanielloanfirm@yahoo.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll