A. Konsep Budaya
Dalam melakukan pemasaran
yang melintasi batas-batas Negara dituntut suatu interaksi dengan orang-orang
dan lembaga-lembaga serta organisasi yang dikelola dalam lingkungan kebudayaan
yang berbeda. Nilai-nilai yang penting bagi sekelompok orang mungkin tidak
begitu berarti bagi kelompok lain. Singkatnya diantara bangsa-bangsa terdapat
perbedaan yang sangat berarti dan mencolok dalam sikap, kepercayaan , ritual,
motivasi, persepsi,moralitas, kebenaran dan tahayul.
Perbedaan budaya sangat
mempengaruhi perilaku pasar. Oleh karena itu, pemasar internasional sangat
perlu untuk sungguh-sungguh mengenal ciri khas kebudayaan Negara-negara yang
dengannya mereka mengadakan hubungan bisnis.
Pengaruh kebudayaan pada
suatu pemasaran internasional meliputi berbagai macam aspek. Pencantuman factor
perbedaan budaya dalam membuat kebijakan pemasaran untuk meningkatkan
kesuksesan ternyata telah lama menimbulkan masalah kritis dalam pemasaran luar
negeri. Sejalan dengan bertambah banyaknya kritik-kritik yang dilontarkan terhadap
perusahaan-perusahaan multinasional, pengaruh kebudayaan tampak semakin
penting. Kenaifan dan kesalahan yang berkaitan dengan kebudayaan bisa
menimbulkan masalah yang harus dibayar mahal.
Menurut Sir Edward Tylor,
Budaya didefinisikan sebagai suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum/peraturan, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh (setiap
individu sebagai anggota) dalam masyarakat.
“Budaya adalah pemograman pikiran secara
kolektif yang membedakan para anggota sebuah kelompok atau kategori dengan
kelompok- kelompok lain (the collective programming of the mind which
distinguish the members of one group or category from those of another “
Hofstede (1991:5)
“Budaya adalah seperangkat
simbol-simbol yang saling terkait , dipelajari , dibagi , dan dipaksakan yang
makna-maknanya menyediakan seperangkat orientasi untuk para anggota masyarakat.
Orientasi – orientasi tersebut diambil bersama sama, menyediakan pemecahan pemecahan
untuk masalah masalah yang harus
diselesaikan oleh seluruh masyarakat jika mereka ingin tetap ada “ Terpstra dan
David (1991 : 6)
“ Budaya adalah cara hidup,
yang dibangun oleh sekelompok manusia yang diteruskan dari satu generasi ke
genarasi lain “ Keegan (2002 : 68)
“ Budaya adalah seluruh
sistem yan terintegrasi dari pola pola perilaku yang dipelajari yang membedakan
karakter karakter dari para anggota suatu masyarakat tertentu” Czinkota dan
Ronkainen (2004 : 59)
Dari keempat definisi tersebut ada 4 wujud budaya yang coba
diungkapkan yaitu
1. Budaya sebagai pemrograman pikiran secara kolektif
Budaya
terbentuk karena kondisi yang ada pada masyarakat tertentu kemudian secara
terus menerus akan mempengaruhi pola perilaku dari masyarakat tersebut. Apabila
perilaku tersebut terus menerus terjadi maka akan membentuk budaya. Contoh,
negara singapura menerapkan sanksi yang tegas bagi warga negara nya yang
melanggar hukum. Dari situasi yang diciptakan dari regulasi pemerintah
tersebut, berpengaruh pada pola perilaku disiplin warganya.
2. Budaya adalah seperangkat simbol simbol
Hidup
kita dipenuhi dengan simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut dapat berbeda dari
suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainya. Contohnya : warna merah,
bagi masyarakat di Indonesia warna merah melambangkan keberanian sedangkan di
cina sendiri warna merah melambangkan simbol untuk suatu peristiwa yang besar.
Oleh karena itu , di cina jarang sekali ditemui mobil-mobil berwarna merah.
Karena warna bagi masyarakat cina warna merah hanya cocok digunakan untuk acara
acara besar seperti pernikahan, dll.
3. Budaya adalah cara hidup
Cara
hidup dari suatu kelompok masyarakat berbeda dengan msyarakat lainya. Misalnya
cara hidup orang barat dan orang timur (asia) tentu berbeda. Masig masing
memiliki norma dan aturan yang
mendasari tata cara hidup mereka.
4. Budaya sebagai sebuah sitem yang terintegrasi dari pola perilaku
Definisi ini mencakup
sebuah keanekaragaman unsur unsur yang luas dari bentuk yang materialistis
hinga spiritualis termasuk segala sesuatu dimana kelompok itu berfikir berkata
, berbuat dan perasaan perasaan.
Secara umum, suatu budaya harus memiliki tiga karakteristik,
yaitu:
1. Kebudayaan dipelajari,
artinya kebudayaan diperoleh setiap orang sepanjang masa melalui kanggotaan
mereka di dalam suatu generasi ke generasi berikutnya.
2. Kebudayaan bersifat
kait-mengkait, artinya setiap unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat
satu sama lain, misalnya unsur bisnis
berkaitan erat dengan unsur status sosial.
3. Kebudayaan dibagikan,
artinya prinsip-prinsip suatu kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang
lain dalam suatu kelompok.
B.
Unsur-Unsur Budaya
Dari titik pandang seorang pemasar, suatu cara memperoleh
pemahaman kebudayaan adalah menganalisis elemn-elemen kebudayaan dalam suatu
Negara. Menurut Cateora
ada 4 unsur kebudayaaan yaitu :
a.
Kehidupan material
Secara umum budaya material dibagi
menjadi dua yaitu teknologi dan ekonomi.
Teknologi sendiri merujuk pada bagaimana cara suatu kelompok masyarakat membuat
sebuah barang yang mana setiap masyarakat mempunyai tekik teknik tertentu yang
berbeda dari kelompok lainya . Misalkan, cara memasak
orang Indonesia dengan cara memasak orang Amerika tentu berbeda, jika di
Indonesia mereka lebih banyak menggunakan rempah rempah dalam masakanya
sedangkan orang amerika tidak banyak menggunakan rempah dalam masakanya.
Alat-alat, pengetahuan, teknik, metode-metode, dan proses-proses
yang digunakan oleh suatu kebudayaan untuk menghasilkan barang dan jasa juga
termasuk distribusi dan konsumsinya, termasuk dalam bagian kehidupan material.
Ada dua bagian esensial dari kehidupan material, yaitu pengetahuan/ teknologi dan perekonomian.
Ekonomi sendiri merujuk pada pola
perilaku berkaitan dengan kegiatan ekonomi seperti pola konsumsi , produksi dan
distribusi. Beda negara berbeda pula pola kegiatan yang dilakukan. Contohnya :
seperti di negara negara yang masih terbelakang, kegiatan distribusi mereka
notabene lebih sederhana dibandingkan negara negara yang sudah maju karena
perbedaan kondisi insfrastruktur yang mendukung kegiatan mereka. negara maju
memiliki infrastruktur yang baik sedangkan negara yang terbelakang karena
infrastruktur yang tidak mendukung, akhirnya kegiatan mereka pun terbatas.
Budaya material juga berpengaruh terhadap permintaan,
kualitas dan jenis produk yang diminta yang mana berpengaruh pada kegiatan produksi
dan produksinya. Misalkan ; di negara negara yang maju yang masyarakatnya
mempunyai daya beli yang tinggi mereka lebih menginginkan kemasan produk yang
praktis (sekali pakai ) sedagkan di negara berkembang, pertimbangan faktor
ekonomis lebih menonjol sehigga mereka lebih mengingkan kemasan yang bisa diisi
ulang sehingga lebih murah.
Kehidupan material suatu masyarakat
tidak dapat digambarkan dengan sederhana, melainkan jatuh pada suatu rangkaian
kehidupan material yang kedua kutubnya adalah tradisional dan industrial.
Sebuah posisi pada rangkaian kehidupan material memperlihatkan cara hidup suatu
masyarakat. Setiap posisi kehidupan material kemudian akan menjadi dasar untuk
menganalisis kesempatan-kesempatan bagi seseorang pemasar internasional.
b.
Institusi Sosial
Penyaluran budaya dapat
dilakukan melalui organisasi sosial , pendidikan dan struktur politik.
Organisasi sosial, pendidikan dan struktur politik berhubungan dengan cara
orang berinteraksi dengan sesamanya, mengatur aktivitas dan menyelaraskan hidup
mereka satu dengan yang lain, mengajarkan tentang perilaku yang dapat diterima
di dalam masyarakat kepada generasi berikutnya.
Posisi wanita dan pria di
dalam masyarakat, keluarga , kelas sosial, perilaku kelompok di intepretasikan
secara berbeda di tiap iap kebudayaan. Setiap institusi mempunyai pengaruh
terhadap pemasaran karena pengaruh dari perilaku , nilai dan keseluruhan aspek
kehidupan.
Berbicara mengenai
institusi sosial tentunya tak akan lepas dari interaksi sosial. Interaksi
sosial membangun atauran-aturan yang dimainkan seseorang dalam masyarakat serta
pola kekuasaan dan kewajiban mereka. Atran dan pola ini didukung oleh kerangka
lembaga-lembaga masyarakat, yang meliputi, misalnya, pendidikan dan perkawinan.
Aturan-aturan sosial juga dibangun oleh kebudayaan.
Pendidikan merupakan salah
satu alat utama untuk menyalurkan budaya. Dua aspek pendidikan yang harus
diperhatikan oleh para pemasar yaitu tingkat dan mutu / kualitas pendidikan.
Namun dar ikedua spek tersebut yang paling
berpengaruh bagi pemasar internasional adalah tingkat pendidikan. Sebab tingkat
pendidikan merefleksikan tingkat melek huruf sedangkan kulitas pendidikan lebih
menekankan pada kuliatas hasil didik.
Tingkat melek huruf berbanding lurus dengan tingkat perkembangan perekonomian
suatu bangsa
Sebuah penelitian empiris
yang dilakukan oleh Tan dan McCullough memperlihatkan bagaimana perbedaan
kebudayaan mempengaruhi suami dan istri dalam keputusan pembelian. Seorang
suami berkebangsaan Singapura memainkan tugas yang lebih dominan daripada
seorang suami yang berkebangsaan Amerika Serikat dalam mengambil keputusan
dalam keluarga. Hasil yang sama juga diperoleh dalam penelitian terhadap
istri-istri orang Belanda dan Amerika Serikat. Istri orang Amerika memainkan
tugas yang lebih bersifat otonomi daripada istri orang Belanda dalam menentukan
kebijakan/ keputusan dalam keluarga. Jadi aturan-aturan sosial adalah
berbeda-beda dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain dan hal itu sangat mungkin
untuk mempengaruhi perilaku pemasaran.
c.
Sistem Kepercayaan
Agama mempengaruhi
pandangan hidup, makna dan konsep suatu kebudayaan. Agama Islam menganggap
penekanan pada harta kekayaan material adalah hina dan rendah. Dalam agama
Kristen, khususnya dalam kebudayaan Barat, manusia bercita-cita untuk menjadi
tuan atas seluruh bumi. Cita-cita yang telah dikombinasikan dengan etika kerja
keras dan kesuksesan ajaran Calvinist telah mengembangkan suatu cita-cita
pemilikan pribadi atas kekayaan sebagai ukuran prestasi. Hinduisme, yang
walaupun tidak memberi persetujuan pada pemilikan harta benda, merupakan aliran
yang fatalistic atas pemilikan harta kekayaan. Pada umumnya, agama yang hidup
di dalam suatu masyarakat mempengaruhi penekanan atas kehidupan material, yang
pada gilirannya mempengaruhi sikap dan tindakan terhadap pemilikan dan
penggunaan barang-barang dan jasa. Tradisi-tradisi agamawi mungkin melarang
penggunaan barang-barang dan jasa tertentu. Sebagai contoh, Hinduisme
menetapkan vegetarianisme, dengan tekanan khusus pada pantang makan daging sapi.
Agama Islam di sisi lain melaranag makan daging babi.
Suatu aliran kepercayaan
yang menganut pandangan fatalistic telah membawa orang-orang Asia untuk memilih
waktu-waktu yang dianggap baik dan menguntungkan untuk membeli mobil atau dalam
merencanakan suatu pesta pernikahan. Pemasar mobil di Jepang, contohnya,
mengantarkan mobil kepada konsumen pada hari-hari tertentu yang dianggap hari
yang menguntungkan sebelum turun ke lapangan dan para petugas asuransi sungguh
berhati-hati memilih hari yang baik sebelum datang meminta persetujuan dan
penandatanganan polis asuransi jiwa dari para pelanggannya.
Oleh karena prinsip dan
sikap agama mungkin sangat mempengaruhi pemasaran barang dan jasa, maka para
pemasar internasional harus peka terhadap prinsip agama tuan rumah dimana
mereka akan melakukan pemasaran.
d.
Estetika
Estetika meliputi seni (arts) drama,
music, kesenian rakyat (folksway) dan arsitektur (seni bangunan) yang terdapat
dalam masyarakat. Aspek-aspek yang terdapat dalam masyarakat tadi membawa dan
melahirkan suatu konsep keindahan dan ekspresi yang menakjubkan dalam suatu
kebudayaan. Sebagai contoh, warna-warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda
pula di seluruh dunia. Di masyarakat Barat, pakaian pengantin biasanya warna
putih, tetapi di Asia, warna putih justru symbol dukacita.
Nilai estetika dari suatu masyarakat
tampak pada corak, bentuk, warna, ekspresi, symbol, gerak-gerik, emosi,
perawakan yang bernilai dan berkaitan dengan suatu budaya tertentu.
Atribut-atribut ini memiliki pengaruh pada desain/ model dan promosi produk
yang berbeda.
e.
Bahasa
Bahasa sebagai bagian dari kebudayaan
dianggap tidak hanya dalam arti harafiah seperti kata-kata yang diucapkan,
tetapi juga sebagai symbol komunikasi dari waktu, ruang, benda-benda,
persahabatan dan kesepakatan. Komunikasi terungkap melalui kata-kata,
gerak-gerik, air muka dan gerakan-gerakan tubuh lainnya.
Banyak bahasa yang berbeda-beda di
dunia ini yang tidak dapat diterjemahkan secara harfiah dari satu bahasa ke
bahasa yang lain. Pengertian dari aspek simbolis dan fisik pada
komunikasi dalam kebudayaan yang berbeda lebih sulit lagi dimengerti.
Menurut
Cateora dan Graham (2002: 128-30) mengemukakan ada 3 kelompok kebiasaan
berbisnis :
1. Budaya imperatif
Merupakan
kebiasaan-kebiasaan dan harapan bisnis yang harus dipenuhi dandisesuaikan
dengan atau dihindari jika mengehendaki jika ingin hubungan berhasil. Contohnya
: di Jepang, kontak mata yang lama di anggap serangan sealiknya di Arab dan
amerika latin kontak mata diangga penting sebab menunjukan bahwa anda dapat
dipercaya.
2. Budaya adiafora
Beekaitan
dengan perilaku atau kebiasaan dimana budaya budaya orangasing diharapkan untuk
menyesuaikan atau berpartisipasi dalam budaya penduduk setempat namun tidak
harus dilakukan. Contoh ; orang jepang tidak mengharapkan orang asing untuk
membungkukan badanya dan memahami ritual berbungkuk di kalangan orang jepang,
tetapi sebuah bungkukan simbolis menunjukan minat dan beberapa sensitivitas
terhadap budaya mereka yang dianggap sebuah sikap hubungan baik.
3. Budaya eksklusif
Budaya
budaya yang khusus bagi penduduk setempat dan terlarang bagi orang asing .
Pengaruh
Budaya dalam negosiasi di pemasaran Internasional
Cateora dan Graham mengemukakan dan membahas empat jenis
masalah negosiasi bisnis internasional yang disebabkan oleh budaya diantaranya
adalah :
1. Perbedaan bahasa
Maasalah
yang biasanya muncul diantara pihak pihak yang melakukan negosiasi adalah
percakapana sampingan yang menggunakan bahasa mereka sendiri yang tidak dapat
dimengerti oleh pihak lawan negosiasinya. Percakapan ini menimbulkan prasangka
negatif bahwa pihak yang melakukanya sedang melakukan komunikasi atau diskusi
rahasia.
2. Perilaku perilaku non verbal
Hal
ini tercermn dalam perbedaan sikap pada saat berdiam diri pada saat negosiasi,
perilaku interupsi, raut muka pada saat menatap, dan sentuhan.
3. Nilai –nilai
Ada
empat niali yang dibahas oleh Cateora yaitu mengenai objektivitas, daya saing,
kesetaraan dan ketepatan waktu.
4. Perbedaan pada proses-proses berfikir dan pengambilan
keputusan
C.
BUDAYA DAN PEMASARAN
Budaya mempengaruhi setiap aspek dalam
pemasaran, Pada bagan dibawah menggambarkan hubungan antara tindakan-tindakan
kebudayaan dan pemasaran. Sebuah perusahaan yang berorientasi pada pemasaran
harus mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang pelanggan.
Tindakan-tindakan para pelanggan dibentuk oleh gaya hidup dan pola tingkah laku
yang yang berasal dari kebudayaan masyarakat mereka. Jadi, barang-barang yang
mereka beli, lambing-lambang yang bernilai bagi mereka serta prinsip-prinsip yang
mereka anut dipengaruhi oleh kebudayaan mereka.
Peraga 1.
a.
Produk
Ada dua yang
mirip yang diperkenalkan di sebuah negara. Satu di antaranya diterima dengan
baik, sementara yang satu lagi gagal. Mengapa ? walaupun keadaan produk dipasar
tergantung pada berbagai macam faktor, namun dalam beberapa kasus kegagalan
secara langsung terjadi karena kesalahpahaman dalam berhadapan dengan
kebudayaan. Sebagai contoh, Kentucky fried Chiken diterima dengan baik di
Prancis (seperti halnya di Jerman dan Inggris), tetapi McDonald’s gagal. Hal
yang sama juga terjadi di Inggris orang-orang Inggris lebih menyukai tungkai
pegangan paying yang terbuat dari plastic yang menyenangkan. Jadi jelaslah, apa
yang disebut sebagai produk yang tepat di suatu kebudayaan belum tentu sesuai
bagi kalangan budaya yang lain. Kadang-kadang sebuah produk yang tidak
mendapat sambutan di Amerika Serikat berkemungkinan sukses di tempat lain bila
bentuknya disesuaikan dengan budaya setempat.
b.
Distribusi
Dimensi cultural suatu bangsa dapat
menjadikan suatu rencana distribusi lebih hidup dan bergairah, salain itu,
saluran distribusi barang mungkin perlu dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi
setempat. Avon menggunakan model “Door to
Door” dan cara penjualan langsung lainnyadi Amerika Serikat. Cara inimemberikan
kesempatan para konsumen pria/wanita untuk membuat keputusan membeli secara
pribadi dirumahnya atau di tempat kerja. Namun cara-cara seperti ini tidak
berlaku di luar negeri. Wanita-wanita eropa memandang kunjungan para penyalur
Avon mengganggu privasi mereka dan para penyalur tidak enak mendatangi rumah
teman-temannya demi keuntungan.
c.
Promosi
Praktek-praktek
promosi, khususnya iklan, barangkali adalah yang paling mudah terkenal kesalah
pahaman budaya. Dalam proses promosi setiap perusahan harus dapat menentukan
bagaimana cara yang terbaik sehingga bagai mana informasi tersbut dapat
diterima dengan baik tanpa ada diskomunikasi.
Dari empat
unsur bauran pemasaran, promosi adalah salah satu yang paling menonjol. Budaya
biasanya akan memiliki pengaruh besar pada strategi komunikasi perusahaan.
Peristiwa penting dari kalender budaya suatu negara (misalnya, Tahun Baru Cina,
Ramadhan) sering menciptakan peluang pemasaran utama dengan komunikasi
pemasaran yang berbeda. Promosi menjadi sangat penting dalam strategi pemasaran
internasional karena Cara di mana pelanggan memproses komunikasi pemasaran
seringkali bergantung pada nilai-nilai budaya mereka. Oleh karena itu pelaku
pemasaran internasional harus berhati-hati melakukan komunikasi pemasaran
melalui strategi promosi iklan dan advertising lainnya, hal ini karena
gaya iklan yang efektif dalam budaya tertentu dapat menjadi kontraproduktif
dalam budaya lain. Dalam konteks budaya tinggi (misalnya, Spanyol, Italia, Jepang),
gaya komunikasi cenderung lebih langsung dan halus. Dalam konteks budaya rendah
(misalnya, Jerman, dan negara skandinavia) iklan menggunakan data faktual, dan
menyertakan alasan agar kegiatan promosi lebih efektif.
d.
Harga
Kesediaan
pelanggan untuk membayar produk yang dipasarkan akan bervariasi pada daerah
yang memiliki budaya yang berbeda. Produk yang dianggap memiliki nilai yang
baik dalam satu budaya, mungkin memiliki nilai lebih dan dihargai lebih mahal
dibandingkan dalam budaya lain. Di China penetapan harga barang sering
menggunakan angka 8. Misalnya 20 dollar sering dibuat dengan angka 19.8 dollar
dari pada menggunakan angka 19.9 dollar yang biasa dilakukan pada pasar secara
luas di dunia. Hal ini karena Dalam budaya Cina, angka 8 dikaitkan dengan
kemakmuran dan keberuntungan. Simbolisme ini berasal dari fakta bahwa
pengucapan 8 memiliki kesamaan dalam pengucapan kata kaya.
Analisis elemen elemen budaya
Dalam menganalisis pontensi pasar diperlukan adanya evaluasi
terhadap elem elemen budaya yang mana sangat berpengaruh terhadap program
pemasaran.
Di bawah ini contoh outline analisis persilangan budaya yang
hubunganya dengan perilaku konsumen
1. Temukan motivasi yang relevan dalam budaya
Kebutuhan
apa yang harus dipenuhi, apakah kebutuhan itu tergolong kebutuhan masa kini,
serta apakah anggota masyarakat tersebut benar benar telah mengetahui kebutuhan
mereka.
2. Temukan karakter pola perilaku
Bagaiaman
pola perilaku pembelian mereka, seberapa besar frekuensi produk yang dibeli,
apakah ada perilaku yang bertentangan dengan perilaku yang diharapkan untuk
produk tersebutdlll.
3. Temukan budaya asing apa yang relevant untuk produk
Apakah
ada nilai tentang pekerjaan, keluarga , moralitas, agama dll yang berhubungan
degan produk. apakah produk tersebut mengkonotasikan atribut yang bertentangan
dengan nilai nilai tersebut. Dapatkah pertentangan tersebut dihindari melalui
perubahan produk. dan apakah ada nilai positif yang dapat diangkat kedalam
produk.
4. Tentukan bentuk khas dari pembuatan keputusan
Apakah
anggota dari budaya tersebut menggunakan pendekatan ilmiah dalam proses
pembuatan keputusan.
5. Evaluasi metode promosi yang sesuai
dengan budaya
Apa
peran yang di bawakan kegiatan promosi pada budaya. Apa saja kata kata, tema
atau sesuatu yang tabu dalam budaya tersebut. Masalah bahasa apa yang ada di
pasar saat ini yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam budaya. Bagaimana jenis
pemasar yang dapat diterima oleh anggota masyarakat tersebu.
6. Tentukan institusi yang tepat untuk
produk tersebut
Tipe
retailing apa yang tersedia. Jasa apa yang ditawarkanoleh istitusi kepada pihak
konsumen. Apakah ada alternatif lain selain yang ditawarkan oleh institusi
tersebu. Apakah perubahan dalam sistem distribusi dapat dengan mudah diterima.
D. Perubahan Budaya
Dasar-Dasar Perubahan
Budaya
Masalah perubahan adalah suatu persoalan yang controversial
dan para antropolog satu sama lain memiliki alasan masing-masing yang
berbeda-beda. Meskipun hal itu di perdebatkan, satu cara untuk melihat
terjadinya perubahan adalah melalui perkembangan ekonomi dan teori hierarki
kebutuhan Maslow. Maslow menyusun dan menggolongkan lima tingkat kebutuhan
manusia mulai dari kebutuhan yang paling rendah sampai kebutuhan yang paling
tinggi: kebutuhan jasmani (makanan, air, tempat berteduh, seks); kebutuhan akan
rasa aman (perlindungan, keamanan, stabilitas); kebutuhan sosial (rasa sayang,
persahabatan, penerimaan); kebutuhan ego (prestise, keberhasilan, harga diri);
dan kebutuhan aktualisasi diri (kepenuhan diri).
Perusahaan – Perusahaan
Multinasiona Sebagai Agen Perubahan
Perpindahan suatu keluarga dari desa ke kota, dari petani
menjadi pekerja pabrik, menggambarkan bagaimana proses industrialisasi
mendorong perubahan budaya. Suatu negara mungkin menjadi negara industri dengan
mengeksploitasi sumber-sumber buminya. Tetapi di era modern ini, sumber
industrialisasi yang penting adalah multinasional corporation (MNC =perusahaan
multinasional). Suatu MNC dengan cepat dan efektif memindahkan keistimewaan-keistimewaan
suatu budaya dari suatu masyarakat tertentu ke masyarakat lain yang benar-benar
berbeda. Dalam proses ini, ada kemampuan unik yang mendorong perubahan budaya.
MNC memindahkan nilai-nilai budaya suatu negara dengan dua
cara: (1) melalui jaringan kerja cabang-cabang yang luas, yang memperkenalkan,
mendemonstrasikan, dan menyebarkan bentuk-bentuk tingkah laku yang baru
sementara itu sektor pabrik negara setempat sedang berkembang dan mendapat
bentuk yang baru, dan (2) melalui ssusunan pelayanan bisnis yang meliputi iklan
dan pendidikan bisinis.
E.
Kebiasaan- kebiasaan dan praktik bisnis
dalam pemasaran Internasional
Seperti yang telah dibahas pada bagian
awal, adaptasi itu diperlukan dan merupakan kunci dalam pemasaran
internasional. Adaptasi dibutuhkan bahkan untuk hal yang terkecil. Melalui
keterbukaan adaptasi akan menjadi lebih mudah karena kepedulian terhadap sesama
akan mengantarkan mereka untuk terbuka menerima perbedaan budaya. Terdapat 10 dasar yang diinginkan oleh setiap
individu, perusahaan dan negara asing yang harus mereka hadapi (1) keterbukaan
dan toleransi , (2) fleksiilitas, (3) kemanusiaan (humanity), (4) keadilan, (5)
penyesuaian dalam berbagai macam situasi, (6) rasa ingin tahu, (7) pengetahuan
mengenai negara, (8) rasa saling menyayangi antar sesama, (9) kemampuan untuk
menghargai perintah, (10) kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.
Cara-Cara menjalankan bisnis
Karena perbedaan struktur, perilaku
management dalam bisnis internasional, menyebabkan terjadinya perbedaan pula
pada metode atau cara melakukan bisnis.
Sumber dan Level Otoritas / Kekuasaan . ukuran bisnis, kepemilikan, dan
akuntablitias publik. Seorang bisnisman internasional dihadapkan pada bermacam
macam bentuk kekuasaan, tetapi ada 3 yang paling sering dijumpai yaitu top
level management decision, desentralized decisions, comitte or group decisions.
Tujuan manajemen dan aspirasi.
Pelatihan dan backgroud dari seorang manajer secara
signifikan berpengaruh terhadap kehidupan pribadi dan bisnis. Pengaruh
kebudayaan dapat mempengaruhi tingkat inovasi, produk baru dan kegiatan bisnis
yang dilakukan oleh seorang manajer. Untuk lebih mengetahui bagaimana style manajemen seseorang harus
mengahargai aspirasi dan tujuan dari individu individu yang biasanya
mencerminkan tujuan dari perusahaan dan bisnisnya.
Personal Goal / tujuan pribadi
Tujuan pribadi dari masing –masing
individu adalah hal yang sangat personal di banyak negara, sehingga kita tidak
dapat mengeneralisasikanya karena manajer di setiap negara memiliki orientasi
yang berbeda beda.
Security and Mobility / Keamanan dan Mobilitas
Keamanan Pribadi dan mobilitas kerja
berhubungan langsung dengan motivasi dasar manusia yang meiliki implikasi yang
luas terhadap aspek ekonomi dan sosial. Istilah “keamanan” diterjemahkan
berbeda pada tiap manajerial type.
Personal Life / Kehidupan pribadi
Bagi sebagian orang, kualitas kehidupan
pribadi mungkin mengenai keuntungan, keamanan, ataupun tujuan tujuan lainya
namun tujuan tujuan tersebut dapat saja berbeda ditiap negara yang mana sekali
lagi dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut.
Social Acceptance / Keterbukaan Sosial
Di
beberapa negara keterbukaan merupakan hal yang utama di dalam bisnis. Seperti
di negara Jepang, mereka lebih mengutamakan group
decision making.
Power/ Kekuatan
Walaupun kekuasaan sering di cari oleh
para manajer namun untuk sebagian bisnis leader, mereka tidak hanya terfokus
pada proft oriented saja namun juga menggunakan posisi mereka untuk masuk ke
dalam dunia politik maupun sosial.
Contoh
perbedaan gaya manajemen antara budaya timur tengah dan barat
Fungsi
manajemen
|
Timur
tengah
|
Barat
|
Desain
organisasi
|
Birokratis
tinggi,
Terlalau
terpusat pada kekuasaan dan otoritas pemimpin,
Lingkungan
organisasi yang ambigu dan susah diperdiksi.
|
Birokrasi
rendah,
Banyak
pendelegasian wewenang,
Struktuk
organisasi lebih datar (terdesentralisasi)
|
Pengambilan
keputusan
|
Semua
keputusan ditentukan top manajemen,
Tidak
mau mengambil resiko terlalu tinggi
|
Teknik
perencanaan rumit,
Menggunakan
alat-alat modern,
Sistem
informasi yang terperinci
|
Pengawasan
dan penilaian kinerja
|
Mekanisme
pengawasan informal, pemeriksaan
dilakukan secara rutin,
Kurang
bersemangat dalam mengvaluasi
|
Sistem
pengendalian yang maju yang terfokus pada pengurangan biaya dan efektifitas
|
Kebijakan
pribadi
|
Pemilihan
orang-orang yang menduduki posisi penting dipilih berdasarkan asal-usul
oarang tersebut
|
Pemilihan
orang-orang yang menjabat posisi tertentu berdasarkan dari seleksi
|
kepemimpinan
|
Otokratis,
kaku, terlalu banyak perintah
|
Tidak
terlalu menekankan pada personality pemimpin, lebih mengedepankan pada gaya
manajemen dan kinerja
|
komunikasi
|
Status
sosial, kekuasaan dan keluarga berpengaruh pada komunikasi.
Rasa
kekeluargaan tinggi dan mengikat,
|
Hubungan
antar personal bersifat bebas dan umum.
Tidak
terikat pada pertemanan
|
Metode
manajemen
|
kuno
|
Modern
dan ilmiah
|
DAFTAR PUSTAKA
Cateora, P.R. (1993). International Marketing.Boston: Ricarcd D.
Irwin, Inc.
Kristanto, Jajat. (2011). Manajemen pemsaran Internasional.
Jakarta : Erlangga
Jain, Subash C. (2001).Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta
: Erlangga
Saya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (queendanielloanfirm@gmail.com) atau (queendanielloanfirm@yahoo.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.
BalasHapus