BAB I
Latar Belakang
Di Indonesia, industri jasa juga terus mengalami
perkembangan. Dari sisi pertumbuhannya, industri ini mengalami peningkatan pada
tahun ke tahun.Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat , yang dipicu oleh perubahan demografis, perubahan
psikografis, perubahan sosial, perubahan perekonomian, perubahan bidang politik
dan hukum.
Pemasaran adalah
kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran. Manajemen pemasaran adalah analisis,perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan , membentuk dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran (target
buyers) dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Pengetian Jasa adalah semua tindakan atau kegiatan
yang dapat tawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang tidak berwujud
dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun. Beberapa hal berikut merupakan
karakteristik dari jasa, yaitu intangible atau tidak terlihat. Tidak
terpisahkan, antara jasa yang disediakan dengan penyedia jasa. Kemudian
bervariasi, dalam hal ini adalah standar nilai dari suatu jasa terhadap
pelanggan adalah berbeda-beda. Dan yang terakhir adalah Mudah lenyap, karena
jasa hanya ada ketika proses transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan
berlangsung. Setelah itu jasa akan hilang. Berbeda halnya dengan produk yang
dapat dimiliki setelah transaksi terjadi. Kualitas jasa atau layanan merupakan
tingkat kesenjangan antara harapan atau keinginan pelanggan dengan persepsi
atau performansi yang telah mereka rasakan. ruang lingkup klasifikasi bisnis
jasa meliputi:Jasa Bisnis,Jasa Komunikasi,Jasa Kontruksi dan Jasa Teknik,Jasa
Disribusi,Jasa Pendidikan,Jasa Lingkungan Hidup,Jasa Keuangan,Jasa Kesehatan
dan Jasa Sosial,Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan,Jasa Rekreasi, Budaya,
dan Olahraga,Jasa Transportasi dan Jasa Lain-lain.
Sebagai contoh manajemen jasa Bank merupakan industry
jasa yang kegiatan operasionalnya membeli atau menjual jasa-jasa perbankan. Pentingnya pemasaran (marketing) bagi
bank, merupakan hal yang sangat penting dalam memperkenalkan dan menjual
sarana-sarana pengumpulan dana dan penyaluran kredit.
BAB II
Definisi Pemasaran Jasa
Jasa yang berbeda
dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan
berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang
dikemukakan oleh Kotler bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang
perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak nampak),
Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability
(tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat
tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan
konsumen secara langsung).
Karakteristik
unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan
secara langsung karyawan dalam delivery process, sehingga karyawan menjadi
ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi
ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact
yang sangat costly dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini
menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan self
service berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangan mereka.
Perilaku Pelanggan dalam Jasa
Keputusan
konsumen memilih atau membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana penyedia
jasa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan
proses keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan
keputusan sesudah pembelian.
Perilaku
konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian terhadap budaya ini
menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di era globalisasi. Untuk
ini penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai melakukan penyesuaian terhadap
perbedaan budaya across border market
Pengertian Segmentasi
Pasar dan Target Pasar
Pasar
terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda dalam banyak hal. Pasar dapat
dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara. Pasar bisa diartikan
sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan
kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah segmentasi pasar dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Segmentasi
pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu
produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen
(Swasta, 1996).
Segmentasi
pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah
ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu
perusahaan. Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu
pada demografi atau gaya hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada beberapa
pola berbeda yang akan muncul dalam melakukan segmenatasi pasar ini, yaitu :
preferesi homogen, preferensi yang tersebar dan preferensi terkelompok (Kotler,
1997).
Dengan
menyatukan program pemasaran yang ditujukan kepada segmen-segmen pasar yang dituju,
manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat menggunakan
sumberdaya pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat membantu manajemen
dalam hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar,
menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media advertensi, dan
mengatur waktu yang sebaik-baiknya.
Dalam
melakukan segmentasi pasar ini juga perlu suatu alasan yang cukup baik,
misalnya, adanya pasar yang bersifat dinamis dan adanya pasar untuk suatu
produk tertentu. Akan tetapi tidak semua segmentasi pasar yang dilakukan
efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya agar segmentasi pasar yang dilakukan
itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang mungkin perlu
untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi, diantaranya : dapat diukur,
dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan serta dapat
diambil tindakan.
Perusahaan
yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa mengevaluasi berbagai segmen
dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki. Ada dua factor
penting yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar,
yaitu daya tarik segmen secara keseluruhan dan sumberdaya perusahaan (Kotler,
1997). Setelah evaluasi dilakukan, perusahaan kemudian mengambil keputusan
seberapa banyak segmen yang akan dilayani. Pada tahap evaluasi, ada berapa hal
tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih segmen yaitu pilihan
etika atas pasar sasaran, interelasi dan segmen-super, rencana serangan segmen
per segmen dan kerjasama antarsegmen.
Treat
as individual, not as a number, itu merupakan kata hati pelanggan dimanapun.
Dengan kata lain perlakukan konsumen dengan cara baik dan benar sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dengan baik. Jika itu dapat dilakukan penyedia jasa maka
hati pelanggan akan menjadi terpikat, maka profit dan keuntungan tinggal soal
waktu. vJika demikian maka penyedia jasa harus mulai memperhatikan arti penting
segmentasi dalam upaya memikat hati konsumen melalui pemenuhan kebutuhan secara
baik. Untuk memperkuat segmentasi pasar, perlu dilakukan targeting untuk dapat
membidik kelompok konsumen yang lebih spesifik.
Positioning dan Differensiasi Produk Jasa
Banyak
perusahaan jasa mengenalkan satu atau beberapa diferensiasi namun gagal karena
positioningnya kurang kuat. Oleh karena itu perusahaan jasa perlu mengembangkan
satu positioning yang membedakan tawarannya (offering) kepada pasarnya.
Harapan Konsumen Terhadap Jasa
Harapan Konsumen Terhadap Jasa
Memahami
harapan konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi penyedia jasa.
Harapan sering dinyatakan sebagai titik acuan (point of reference) Perbandingan
antara apa yang dirasakan dengan yang diharapkan. Jika harapan tidak sesuai,
maka konsumen akan kecewa dan kemungkinan pindah ke produk jasa pesaing. Sampai
dimana perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan akan berpengaruh terhadap
persepsi kualitas jasa. Oleh karena sangat penting artinya bagi perusahaan
untuk mengetahui harapan pelanggan dalam penyampaian pelayanan berkualitas.
Harapan
konsumen terdiri dari dua tingkatan yaitu harapan tertinggi (desired service)
dan harapan minimum (adequacy service). Di antara tingkatan itu ada zona
toleransi yaitu konsumen mau menerima variasi dan heteoginitas produk jasa.
Persepsi Pelanggan
Terhadap Jasa vAspek intangibility yang menyebabkan produk jasa hanya dapat
dirasakan telah menyebabkan kualitas pelayanan (service quality) sangat
menentukan. Keunggulan suatu produk jasa tergantung keunikan serta kualitas
yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa secara spesifikasi harus market
oriented serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk mengukur
seberapa jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa maka Parasuraman dan
Zeithalm, mengemukakan 5 dimensi yaitu reliability, assurance, empati, tangible
dan responsiveness.
Peningkatan Kualitas Jasa Melalui Sistem Informasi Pelanggan-Riset
Pemasaran
Sistem
informasi kualitas pelayanan membantu perusahaan meningkatkan penyampaian
kualitas jasa yang optimal. Sistem ini membantu memperbaiki pelayanan dalam
organisasi sangat komplek, melibatkan pengetahuan tentang apa yang dilakukan
pada banyak bidang seperti tekhnologi, sistem pelayanan, seleksi pegawai,
training dan pelatihan, dan sistem penggajian.
Dengan mengembangkan sistem informasi kualitas pelayanan yang efektif
maka perusahaan dapat memperoleh manfaat yaitu: mendorong dan memungkinkan
manajemen untuk menyatukan suara-suara konsumen dalam membuat keputusan;
menemukan prioritas pelayanan konsumen, mengidentifikasikan prioritas perbaikan
pelayanan dan memberikan pedoman dalam mengambil keputusan alokasi sumber daya;
memperhatikan pengaruh dari langkah awal kualitas pelayanan dan investas dan
menawarkan pekerjaan berdasarkan data untuk pelayanan utama yang baik dan
pelayanan sederhana yang benar.
Produk Jasa
Konsep
produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara produk jasa
inti dan jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering secara
optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen.
Dengan mengembangkan jasa-jasa pendukung suatu produk jasa akan mempunyai
keunggulan bersaing sebagai senjata untuk survive.
Selain
itu penyedia jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu:
melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan
diverifikasi. Strategi mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi
masing-masing perusahaan. Bagi penyedia jasa yang akan melakukan diversifikasi
harus memanfaatkan teknologi dan melakukan inovasi, sehingga dapat menghasilkan
produk jasa yang mampu memberikan solusi bagi pelanggan.
Strategi Harga Jasa
Penentuan
harga produk jasa harus melihat dari perspektif konsumen dan pasar, yaitu
dengan melihat 3 (tiga) komponen yang dapat menjadi pertimbangan yaitu biaya,
nilai dan kompetisi. Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan konsep net
value, semakin besar manfaat yang dirasakan dibanding biaya yang dikeluarkan
akan dinilai konsumen sebagai positif value.
Ada
3 (tiga) faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga yaitu
persaingan, elastisitas dan struktur biaya. Penyedia jasa dapat memilih banyak
alternatif dalam menentukan harga yang tepat sesuai dengan produk jasa yang
ditawarkan.
Promosi dan Edukasi
Promosi
pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar memberikan
informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi juga
sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli jasa
perusahaan dibanding pesaing. Untuk melakukan kegiatan promosi ini dengan
optimal perusahaan jasa dapat menggunakan bauran promosi yang terdiri dari
periklanan (advertising), Penjualan Langsung (personal selling), promosi
penjualan (sales promotion), PR (public relation), informasi dari mulut ke
mulut (word of mouth), Pemasaran Langsung (direct marketing), dan publikasi.
Perantara Pemasaran
Salah
satu faktor penentu keberhasilan perusahaan jasa adalah bagaimana delivery
proses produk jasanya dapat berjalan secara efektif. Peran perantara dalam hal
ini menjadi penting tidak hanya berkaitan dengan keputusan pemilihan channel
(saluran) yang digunakan tetapi juga keputusan mengenai pemilihan lokasi dimana
perusahaan harus beroperasi.
Dalam
penentuan lokasi ada tiga pertimbangan penting yang harus diperhatikan
perusahaan jasa yaitu: konsumen mendatangi penyedia jasa, konsumen didatangi
penyedia jasa atau ada mediator (kepanjangan tangan) antara penyedia jasa dan
konsumen. Pemilihan saluran distribusi yang dapat digunakan perusahaan jasa
adalah: agen penjualan, agen/broker, franchise dan agen pembelian.
Perusahaan Dagang
Untuk
mempercepat pengembangan jasa baru maka proses linier dimana antar tahapan
berjalan saling berurutan menjadi tidak efisien. Banyak perusahaan memutuskan
untuk mempercepat pengembangan jasa baru dengan cara mengembangkan produk jasa
secara fleksibel dimana tahapan dilakukan secara fleksibel. Fleksibilitas ini
diperlukan untuk mempercepat proses, khususnya pada industri yang bergerak
dibidang teknologi, dimana jasa berubah dengan sangat cepat.
Tahapan
pengembangan jasa baru dapat dilihat pada tahapan berikut Pada pengembangan
jasa baru ada dua tahapan inti yaitu perencanaan (front end planning) dan tahap
implementasi. Pada tahap front end planning ada beberapa langkah yang dapat
dipergunakan yaitu strategi pengembangan bisnis, strategi pengembangan jasa
baru, penerapan ide, pengembangan konsep dan evaluasi dan analisis bisnis.
Sedangkan tahap implementasi terdiri dari beberapa langkah yaitu: pengembangan
jasa dan pelayanan, test pasar, komersialisasi dan evaluasi.
Penyajian Jasa
Keberhasilan
penyedia jasa dalam penyajian jasa sangat tergantung pada peran beberapa pihak
seperti karyawan, konsumen dan perantara. Untuk itu perusahaan harus dapat
membina hubungan (relationship) yang baik atas dasar prinsip win-win situation
untuk mendorong dan mengoptimalkan kinerja mereka. Membina hubungan baik dengan
karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan kompensasi, mengurangi konflik dan
motivasi. Dengan pihak konsumen penyedia jasa harus dapat memanfaatkan mereka
sebagai co-production tanpa membebani konsumen. Dengan pihak perantara hubungan
baik dapat dikembangkan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab dan pembagian
keuntungan yang jelas.
Bukti Fisik Jasa (Phisical Evidence)
Bukti
jasa dapat dibagi menjadi tiga yaitu yaitu orang (people), proses (process) dan
bukti fisik (physical evidence). Ketiga elemen ini berkaitan dan saling
mendukung keberhasil dalam menciptakan image kualitas jasa. Selain people dan
process, maka peran bukti fisik jasa menjadi penting untuk mengeliminasi aspek
intangibility (ketidak nampakan) karena pelanggan seringkali melihat pada
petunjuk-petunjuk yang bersifat tangibles dalam bentuk bukti fisik (phisical
evidence), Tanda-tanda bukti fisik yang harus diberikan penyedia jasa juga
dapat memberikan kesempatan untuk memberikan pesan-pesan yang kuat dan
konsisten berkenaan dengan karatkteristik jasa dan apa ingin ditampilkan atau
dicapai kepada segmen pasar sasaran.
Bukti fisik
berperan penting bagi penyedia jasa dalam membantu sosialiasi, berperan
memfasilitasi unjuk kerja atau tindakan-tindakan individual maupun
interdependen dari orang-orang yang berada di lingkungan servicescape, yaitu
konsumen dan karyawan, sebagai paket dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara
yang berbeda dengan cara menawarkan barang, dapat membedakan perusahaan jasa
dari pesaing serta menjadi tanda dari segmen pasar mana yang dituju.
Banyak
ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan
sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini
disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan
meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran
merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang
berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai
macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan
manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses
pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran
adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain
(Kotler, 1997).
Definisi
pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands).
Manusia
harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha
untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu
hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan suatu usaha untuk
memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
Konsep Pemasaran
Suatu
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efi menjalankan konsep
pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini
menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan
dikelola dengan cara yang labih baik.
Falsafah
konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konseop pemasaran
ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitive dapat
dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi
kelangsungan hisup perusahaan (Swasta, 1996).
Dari
definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan
harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan
kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang
menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
Konsep
pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah
menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran
guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep
pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
Dewasa
ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan
majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada
pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep
yang demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran masyarakat (Swasta,
1996).
Selanjutnya
akan dibahas tiga factor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran (Swasta, 1996) :
a.
Orientasi konsumen
Pada
intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
1.
Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2.
Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3.
Menentukan produk dan program pemasarannya.
4.Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai
dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
5.Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,
apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang
menarik.
b. Koordinasi
dan integrasi dalam perusahaan
Untuk
memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang
ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara perusahaan dengan
pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan
integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Jadi dapat
disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam
suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
c. Mendapatkan
laba melalui pemuasan konsumen
Salah
satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Dengan
laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih
besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan. Banyak
perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping laba. Dengan menggunakan konsep
pemasaran ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan dapat diperbaiki
yang pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.
Karakteristik Jasa
Definisi
jasa belum digunakan secara luas oleh pemasar. Ini berkaitan dengan sulitnya
diketahui batasan-batasan yang jelas antara organisasi atau unit usaha yang
menjadi bagian dari penyaluran barang dengan organisasi yang yang menawarkan
jasa.
Dengan demikian jasa,
khususnya yang menyangkut jasa pertukaran dapat didefinisikan sebagai :
Jasa
adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di
pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan (Swasta,
1996).
Unsur
penting dalam pengertian tersebut adalah bahwa jasa merupakan suatu produk yang
tidak kentara, artinya barang yang dipertukarkan dengan uang adalah suatu yang
tidak berwujud. Jasa juga merupakan produk yang tidak bisa ditimbun atau
ditumpuk dalam suatu gudang sambil menunggu penjualan. Penyaluran jasa
kebanyakannya langsung dari produsen ke konsumen.
Produk
jasa ini banyak macam dan jenisnya. Secara umum ada perbedaan antara barang dan
jasa yang dapat dilihat, misalnya, pembelian jasa dipengaruhi oleh motif dan
emosi, jasa tidak berwujud, bersifat tidak tahan lama, tidak dapat disimpan,
mementingkan unsur manusia, distribusi langsung, tidak memiliki standar dan
keseragaman serta jasa tidak terlalu mementingkan adanya peramalan permintaan.
Menurut
Alma (1992) konsep tidak berwujud pada jasa mengandung dua arti yang keduanya
merupakan tantangan bagi pemasaran, yaitu :
sesuatu yang
tidak dapat disentuh, tidak dapat dipahami.
Sesuatu yang
tidak dapat didefinisikan, tidak mudah diformulasikan
Untuk pemasaran jasa ini
diperlukan pemikiran yang lebih jauh bagi para pelaksana dibandingkan dengan
pemasaran barang.
Sifat
– Sifat Khusus Pemasaran Jasa
Dalam
pelaksanaan pemaaran jasa oleh pemasar, ada sifat khusus yang membedakan
pemasaran jasa dengan pemasaran barang. Sifat khusus tersebut menurut Alma
(1992) adalah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan dengan
selera konsumen
Gejala
ini ditandai dengan pasar pembeli yang lebih dominan dalam suasana pasaran
jasa. Kualitas jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu yang
menyediakan jasa. Dalam industri dengan tingkat hubungan yang tinggi, pengusaha
harus memperhatikan hal-hal yang bersifat internal dengan cara memelihara
tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga sebaik mungkin. Inilah yang sering
disebut dengan internal marketing, yaitu penerapan prinsip marketing
terhadap pegawai dalam perusahaan.
b. Keberhasilan pemasaran
jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk.
Dalam
kenyataan, makin maju suatu negara akan semakin banyak permintaan akan jasa.
Ini ada hubungannya dengan hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan
jasa. Masyarakat yang belum banyak menggunakan jasa dapat dikatakan bahwa
pendapatan masyarakat tersebut belum merata.
c. Pada pemasaran jasa
tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan.
Tidak ada
jasa yang dapat disimpan. Jasa diproduksi bersamaan waktunya dengan
mengkonsumsi jasa tersebut.
d. Mutu jasa
dipengaruhi oleh benda berwujud sebagai pelengkapnya.
Karena
jasa adalah suatu produk yang tidak berwujud maka konsumen akan memperhatikan
benda berwujud yang memberikan pelayanan sebagai patokan terhadap kualitas jasa
yang ditawarkan.
e. Saluran distribusi dalam
pemasaran jasa tidak terlalu penting.
Ini
disebabkan dalam pemasaran jasa perantara tidak digunakan. Akan tetapi ada type
pemasaran tertentu yang menggunakan agen sebagai perantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar