BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perusahaan
merupakan objek dari ilmu ekonomi, dimana perusahaan adalah suatu lembaga yang
diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
dengan motif keuntungan. Dalam usaha menyediakan barang dan jasa tersebut
perusahaan melakukan berbagai kegiatan seperti: produksi, pemasaran,
pembelanjaan, pendistribusian, riset, dan
pengembangan.
Bagi suatu perusahaan, kegiatan yang merupakan garis
depan yang langsung berhubungan dengan konsumen adalah pemasaran. Salah satu
kegiatan pemasaran yang langsung berhubungan dengan konsumen dan mempunyai
peranan yang cukup besar dalam menciptakan suatu barang adalah distribusi.
Distribusi berfungsi sebagai jembatan antara produsen dengan konsumen
dimana kegiatannya yaitu mengusahakan barang/jasa agar dapat tersalurkan dari
produsen ke konsumen dalam waktu dan tempat yang tepat.
Distribusi merupakan bagian dari pemasaran yang dapat memperkuat
kegiatan pemasaran. Jika tidak dikelola dengan sebaik-baiknya akan dapat
menghancurkan perusahaan.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu permasalahan yang
dihadapi yakni seberapa pentingnya distribusi bagi suatu perusahaan.
C.
Tujuan Penulisan
a.
Menjelaskan
apakah pengertian dari saluran
distribusi
b.
Menjelaskan jenis – jenis saluran
distribusi
c.
Menjelaskan peranan
dari saluran distribusi
d.
Menjelaskan bentuk –
bentuk perantara yang digunakan dalam distribusi
e.
Menjelaskan jenis cakupan pasar yang berada pada saluran
distribusi
f.
Menjelaskan bentuk –
bentuk transportasi yang digunakan pada saluran distribusi
g.
Menjelaskan apa saja
usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mempercepat saluran distribusi
h.
Menjelaskan tentang
latar belakang distributor
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
SALURAN DISTRIBUSI
Distribusi atau juga disebut saluran perdagangan dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai wadah yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang
atau jasa sampai ke konsumen atau pemakai industri.
Distribusi mengusahakan agar barang/jasa cepat tersedia dan dapat dicapai
konsumen pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga kesenjangan antara produsen
dan konsumen dapat dijembatani.
Adapun
lembaga-lembaga yang ikut anbil bagian dalam penyaluran barang adalah:
·
Produsen
·
Perantara (pedagang dan
agen)
·
Konsumen akhir atau
pemakai industri
B.
JENIS
- JENIS SALURAN DISTRIBUSI
Saluran
Langsung
Ketika produsen suatu produk melakukan transaksi
secara langsung dengan pelanggan, maka tidak akan ada keterlibatan pihak
perantara pemasaran, situasi ini disebut dengan saluran langsung. Keuntungan dari saluran langsung adalah
seluruh selisih antara biaya produsen dengan harga yang dibayar oleh pelanggan
jatuh ke tangan produsen. Keuntungan lainnya adalah produsen mudah mendapatkan
umpan balik langsung akan produk-produknya.
Sedangkan kerugian
dari saluran langsung adalah produsen yang menggunakan saluran langsung
membutuhkan lebih banyak karyawan, selain itu produsen yang menggunakan saluran
langsung harus menanggung beban yang lebih besar untuk mempromosikan produknya.
Kerugian lain dari saluran langsung adalah pihak produsen kemungkinan harus
menjual produknya secara kredit ketika menjual langsung ke pelanggan.
Saluran
Satu Tingkat
Dalam saluran satu tingkat (one
level channel) terdapat satu perantara pemasaran diantara produsen dan
konsumen. Beberapa perantara pemasaran yang disebut pedagang (merchants), menjadi pemilik produk dan
kemudian menjualnya kembali. Perantara lain yang
disebut agen (agent), mempertemukan pembeli dengan penjual produk tanpa menjadi
pemilik produk tersebut.
Saluran Dua
Tingkat
Beberapa
produk akan melalui saluran distribusi dua tingkat (two level channel of distribution), dimana terdapat dua perantara
pemasaran diantara produsen dan konsumen. Perantaranya
bisa berupa pedagang ataupun agen.
Faktor –
Faktor Penentu Saluran Distribusi yang Optimal
Saluran distribusi yang optimal bergantung pada
karakteristik – karekteristik produk terkait, misalnya kemudahan transportasi
dan tingkat standardisasi. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi pesanan melalui
internet juga merupakan salah satu faktor penentu.
Kemudahan
Transportasi. Jika suatu
produk dapat dengan mudah ditransportasikan, saluran distribusi kemungkinan
besar melibatkan pihak perantara. Jika produk tidak dapat ditransportasikan
produsen bisa
mencoba untuk menjual produk tersebut langsung ke pelanggan. Untuk
itu, kemudahan transportasi menjadi salah satu faktor penentu saluran distribusi yang optimal.
Tingkat
Standardisasi. Produk – produk
yang terstandardisasi memiliki kemungkinan lebih besar untuk melibatkan
perantara. Ketika spesifikasi produk sedikit berbeda (unik) untuk setiap
pelanggan produsen harus melakukan transaksi langsung dengan pelanggan.
Pesanan
Melalui Internet. Perusahaan yang
memenuhi pesanan melalui internet cenderung menggunakan saluran langsung karena
situs web-nya berfungsi sebagai toko ritel.
C.
PERANAN
SALURAN DISTRIBUSI
Berikut
adalah peranan saluran distribusi yang digunakan produsen antara lain :
·
Menyalurkan barang dan
jasa ke konsumen
·
Menjembatani
kepentingan dengan konsumen
·
Memberikan layanan
penunjang kepada konsumen
·
Menangkap perubahan
perilaku konsumen maupun perilaku konsumen
·
Mencari informasi pasar
·
Melakukan kegiatan
penelitian pasar
·
Membantu menyediakan
dana dalam kegiatan pemasaran
·
Menggalangkan kegiatan
promosi penjualan
·
Menimbun atau menyimpan
sementara sebelum barang tersebut disalurkan ke konsumen
D.
BENTUK-BENTUK
PERANTARA
Saluran distribusi merupakan suatu struktur yang
menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam perusahaan
atau lembaga usaha. Dalam sistem distribusinya produsen sering menggunakan
perantara sebagai penyalurnya. Perantara ini merupakan
suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri, berada diantara produsen dan
konsumen akhir atau pemakai industri.
Perantara
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
Perantara pedagang
Perantara
pedagang bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya.
Ada dua kelompok yang termasuk dalam perantara pedagang, yaitu:
1. Pedagang
besar (whole saler) yaitu suatu unit
usaha yang membeli dan menjual kembali barang/jasa kepada pengecer dan pedagang
lainnya atau kepada pemakai industri.
Pedagang
besar dapat digolongkan menjadi:
a) Pedagang
besar dengan servis penuh (full-service
wholesaler) merupakan jenis pedagang yang menjalankan semua fungsi pemasaran.
Adapun fungsi-fungsinya yaitu:
· Fungsi
pembelian, membeli barang untuk dijual lagi
· Fungsi
penjualan, menjual barang kepada para pengecer
· Fungsi
pembagian, pembagian barang pada pasar yang dikuasainya baik dalam jumlah,
ukuran, warna, kualitas, maupun harganya.
· Fungsi
pengangkutan, pengangkutan barang yang dijual kepada pembeli
· Fungsi
pembelanjaan, menyediakan dana yang memadai untuk menjalankan operasinya
· Fungsi
penyimpanan, menyediakan dan memelihara fasilitas penyimpanan barang yang
memadai
· Fungsi
penanggungan risiko, menanggung segala jenis risiko
· Fungsi
informasi dan saran manajemen, memberikan saran dan informasi kepada produsen
mengenai hal yang berkaitan dengan keadaan pasar
b) Pedagang
besar dengan fungsi terbatas (limited
function wholesaler) merupakan pedagang yang melakukan fungsi pemasaran
secara terbartas. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan
mengurangi biaya operasi.
2. Pengecer
(retailer) yaitu lembaga yang
melakukan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi.
Fungsi pengecer adalah memberi pelayanan kepada konsumen agar mereka dapat
melakukan pembelian dengan cara yang paling mudah. Disamping itu pengecer juga
bertanggung jawab menyediakan berbagai macam barang yang baik dengan harga yang
layak.
Pengecer
dapat digolongkan berdasarkan : (a) ukuran toko, (b) banyaknya product line,
(c) lokasi geografis. (d) bentuk kepemilikan, dan (e) metode operasinya.
a) Ukuran
toko
Untuk mengetahui ukuran
toko dapat dilihat pada volume penjualannya. Masing-masing pengecer mempunyai
ukuran yang berbeda-beda, sehingga seluruh kegiatan pengecer dipengaruhi oleh
besarnya volume penjualan pengecer tersebut
b) Banyaknya
product line
Menurut banyaknya
product line, pengecer dapat digolongkan ke dalam:
·
General
merchandise store, ialah toko yang menjual berbagai
macam barang atau produk, contohnya toko serba ada
·
Single-line
store, ialah toko yang menjual kelompok
barang yang sejenis.. Contohnya, toko makanan, toko mebel, toko alat-alat
olahraga, dan sebagainya
·
Specialty
store, ialah
toko yang menjual barang khusus, contohnya, toko tembakau, toko roti,
dan sebagainya
c) Lokasi
geografis
·
Pengecer yang berada di
kota
·
Pengecer yang berada di
desa
d) Bentuk
pemilikan
·
Toko berangkai, ialah
beberapa toko yang berada dalam satu organisasi yang dimiliki oleh sekelompok
orang
·
Toko independen, ialah
toko yang berdiri sendiri dimana pemilik mempunyai kebebasan yang lebih besar
dalam menentukan kebijaksanaan dan strateginya
e) Metoda
operasinya
·
Perdagangan eceran
dalam toko (in-store retailing), meliputi
:
§ Perdangangan
eceran dengan servis penuh
§ Perdagangan
eceran supermarket
§ Pedagang
eceran dengan potongan
·
Perdagangan eceran
tanpa toko (non-store retailing),
meliputi :
§ Penjualan
melalui pos
§ Penjualan
melalui mesin otomatis
Perantara agen
Perantara
agen (agent middleman) ini tidak
mempunyai hak milik atas semua barang yang mereka tangani. Perantara agen dapat
digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu:
1. Agen
penunjang, secara aktif ikut dalam pemindahan barang-barang dari produsen ke
konsumen, misalnya: agen pengangkutan, makelar, dan sebagainya.
2. Agen
pelengkap, tidak secara aktif ikut dalam pemindahan barang-barang tetapi mereka
ikut memberikan bantuan serta memperlancar pemindahan tersebut, misalnya:
perusahaan asuransi, bank, dan sebagainya.
E. JENIS CAKUPAN PASAR
Perusahaan harus menentukan tingkat cakupan pasar yang dapat memberi kemudahan akses bagi produk – produknya kepada
pelanggan, tetapi perusahaan tersebut juga perlu memastikan bahwa setiap gerai
mampu menjual produk – produknya. Cakupan pasar (market coverage) dapat diklarifikasikan menjadi distribusi intesif,
distribusi selektif, dan distribusi eksklusif.
Distribusi
Intensif
Distribusi intensif (Intensive
Distribution) ialah pendistribusian suatu produk ke sebagian besar gerai/toko (terutama pengecer)
sebanyak mungkin yang betujuan agar produk dapat dengan mudah sampai pada
konsumen. Jenis barang yang
disalurkan biasanya berbentuk barang konsumsi ataupun barang industri jenis
perlengkapan operasi. Perusahaan yang
menggunakan distribusi intensif, memastikan bahwa pelanggan memiliki akses yang mudah
ke produk. Hal ini bertujuan agar mencapai tingkatan cakupan pasar yang tinggi
ke seluruh jenis pelanggan.
Distribusi
Selektif
Distribusi Selektif (Selective
Distribution) berusaha memilih sejumlah pedagang
besar/pengecer yang terbatas. Hal ini dilakukan karena membutuhkan pertimbangan yang khusus
dalam menentukan pendistribusian ke perantara. Sebab,
barang – barang yang didistribusikan memerlukan penguasaan
dan keahlian khusus dari pengelola
gerai. Jenis barang yang disalurkan, biasanya berbentuk
barang spesial ataupun peralatan ekstra seperti komputer, printer, dan
sebagainya.
Distribusi
Eksklusif
Distribusi Eksklusif (Exclusive
Distribution) penditribusian suatu produk hanya melalui satu atau sedikit pedagang
besar/pengecer. Distribusi ini merupakan
bentuk distribusi selektif yang ekstrim. Jadi produsen
hanya menjual barangnya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja.
Jenis barang yang disalurkan biasanya berbentuk barang spesial yang jumlah
persediannya cukup, serta diperlukan pelayanan sesudah penjualan.
F.
BENTUK-BENTUK
TRANSPORTASI
Setiap
distribusi produk dari produsen ke distributor atau dari distributor ke peritel
membutuhkan transportasi. Bentuk transportasi yang tidak efisien mengakibatkan
biaya yang lebih tinggi dan laba yang rendah bagi perusahaan. Untuk setiap
bentuk transportasi, perusahaan hedaknya memperhatikan waktu, biaya, dan
ketersediaannya
Memilih Transportasi
yang Digunakan untuk Mendistribusikan Produk
Setiap
distribusi produk dari produsen ke distributor atau dari distributor ke paritel
membutuhkan transportasi. Bentuk transportasi yang tidak efisien mengakibatkan
biaya yang lebih tinggi dan laba yang lebih rendah bagi perusahaan. Penilaian
ini memungkinkan perusahaan memilih metode transportasi yang optimal.
Truk. Truk
pada umumnya berfungsi sebagai transportasi karena dapat menjangkau tujuan
manapun di darat. Truk biasanya mengirimkan produk dengan cepat dan dapat
melakukan beberapa pemberhentian.
Kereta Api. Kereta
api berfungsi untuk produk – produk berat, khususnya ketika pengirim dan
penerima memilik lokasi yang berdekatan dengan stasiun kereta api. Oleh karena
sistem jalan memungkinkan akses yang lebih luas dibanding rel kereta api,
kereta api menjadi tidak terlalu bermanfaat untuk transportasi jarak dekat.
Udara. Transportasi
udara sangat cepat dan relative tidak mahal untuk barang – barang ringan
seperti chip computer dan perhiasan. Untuk produk – produk berat dalam jumlah
besar, alat transportasi lainnya menjadi alternatif yang lebih baik.
Air. Transportasi
air sering kali berfungsi untuk mengirim produk – produk dalam jumlah besar dan
perdagangan internasional seperti mobil.
Saluran Pipa. Untuk
produk – produk seperti minyak dan gas, saluran pipa dapat menjadi metode yang
efektif untuk transportasi. Akan tetapi penggunaan saluran pipa terbatas hanya
untuk beberapa jenis produk saja.
G.
Mempercepat
Proses Distribusi
Struktur Sistem distribusi sebuah
perusahaan akan memengaruhi kinerjanya. Proses distribusi yang terlalu panjang
memberikan pengaruh buruk yang merugikan. Produk akan membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk sampai ke tangan pelanggan, yang memungkinkan pesaing memasok
lebih dulu ke pasar.
Proses distribusi yang lambat juga
mengakibatkan jangka waktu yang terlalu lama dari perusahaan menginvestasikan
dana untuk menghasilkan produk hingga akhirnya menerima pendapatan dari
penjualan produk. Melihat pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan dari proses
distribusi yang lambat tersebut, maka penting untuk kita berusaha mempercepat
proses distribusi. Beberapa usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk
mempercepat proses distribusi adalah:
Memperlancar Saluran –
Saluran Distribusi
Ketika
produk yang dihasilkan ringan (seperti microchip) dan dapat dengan mudah
dikirim melalui pos ke pelanggan, maka kita dapat memperlancar saluran
distribusinya dengan cara meniadakan satu tingkat proses distribusi seperti
menghapuskan beberapa penggunaan gudang untuk keperluan distribusi sehingga
mampu mengurangi waktu pengiriman perusahaan pada umumnya. Namun untuk produk –
produk berat yang tidak dapat dikirim dengan mudah melalui pos, keberadaan
gudang masih tetap dibutuhkan.
Menggunakan Internet
untuk Distribusi
Internet telah memperlancar
distribusi dengan memberikan informasi melalui situs Web sehingga menghapus
jarak antara produsen dan konsumen,sekaligus menghapus kebutuhan akan adanya
distributor, dan peritel. Ketika perusahaan menjual produk – produknya secara
langsung kepada pelanggan tanpa memanfaatkan toko – toko ritel, maka perusahaan
tersebut dapat meningkatkan tingkat efisiensinya.
Memadukan Proses
Produksi dengan Proses Distribusi
Proses distribusi juga
dapat dipercepat melalui peningkatan interaksinya pada proses produksi begitu
juga sebaliknya, sebab proses distribusi dengan proses produksi saling
berkaitan antara satu dengan lainnya. Jika salah satu langkah dalam proses
produksi maupun distribusi mengalami gangguan dan memperpanjang waktu, maka
produk tidak akan dapat didistribusikan atau diproduksi secara tepat waktu.
H.
Latar
Belakang Distributor
Distributor
adalah perantara yang membeli produk dari produsen dan menjualnya ke para
peritel. Mereka berguna baik untuk produsen maupun peritel.
Bagaimana Distributor
Melayani Produsen
Distributor
memberikan lima jasa penting bagi produsen:
Ø Pergudangan
Ø Keahlian
menjual
Ø Pengiriman
ke peritel
Ø Penanggungan
risiko kredit
Ø Informasi
Pergudangan.
Distributor membeli produk dari produsen dalam
jumlah besar dan menyimpan produk – produk tersebut di gudang milik mereka.
Jadi produsen tidak perlu menggunakan ruangan mereka sendiri untuk menyimpan
produk. Selain itu, produsen memiliki persediaan yang lebih sedikit dan
karenanya tidak perlu menginvestasikan terlalu banyak dana untuk persediaan.
Keahlian
Menjual. Distributor menggunakan keahlian
menjual mereka ketika menjual produk kepada peritel. Keputusan peritel untuk
membeli produk – produk tertentu terutama berasal dari bujukan distributor.
Setelah distributor mampu membujuk peritel untuk membeli produk, distributor
tersebut akan secara berkala menghubungi peritel untuk mengetahui apakah mereka
masih membutuhkan produk tersebut.
Pengiriman ke Peritel. Distributor
bertanggung jawab atas pengiriman produk ke berbagai peritel. Oleh sebab itu,
produsen tidak perlu lagi memikirkan banyaknya pengiriman yang harus dilakukan.
Sebagai gantinya, produsen dapat melakukan pengiriman dalam jumlah besar ke
distributor.
Penanggungan Risiko
Kredit. Ketika distributor membeli produk dari
produsen dan menjualnya kepada peritel secara kredit, maka biasanya distributor
akan menanggung risiko kreditnya (risiko tagihan yang tidak terbayar). Dalam
hal ini, produsen tidak perlu lagi mengkhawatirkan risiko kredit dari peritel.
Informasi. Distributor
sering kali menerima umpan balik dari peritel dan dapat memberikan informasi
yang berharga kepada produsen.
Bagaimana Distributor
Melayani Peritel
Distributor
memberikan lima jasa penting bagi peritel:
Ø Pergudangan
Ø Promosi
Ø Pemajangan
(display)
Ø Kredit
Ø Informasi
Pergudangan.
Distributor dapat menyimpan cukup banyak persediaan
sehingga peritel dapat melakukan pemesanan dalam jumlah kecil berulang kali.
Jadi, peritel tidak perlu menyimpan persediaan dalam jumlah besar karena
distributor memiliki cukup persediaan untuk memenuhi setiap pesanan dengan
cepat.
Promosi.
Distributor kadang kala mempromosikan produk – produk
mereka, dan usaha – usaha seperti ini dapat meningkatkan penjualan produk –
produk tersebut di toko ritel.
Pemajangan.
Beberapa distributor membuat pajangan produk untuk
peritel. Pajangan ini sering kali dirancang guna menaik perhatian pelanggan dan
hanya membutuhkan sedikit tempat.
Kredit.
Distributor terkadang menawarkan produk kepada
peritel secara kredit. Hal ini akan memberikan semacam bentuk pendanaan kepada
peritel, yang kemungkinan harus meminjam dana terlebih dahulu jika mereka
diharuskan untuk melakukan pembayaran ketika menerima produk.
Informasi.
Distributor dapat menginformasikan kebijakan –
kebijakan yang diterapkan oleh peritel – peritel lain sehubungan dengan
penentuan harga produk, obral khusus, atau perubahan dalam jam buka toko kepada
peritel. Peritel kemudian dapat menggunakan jenis informasi seperi ini ketika
menciptakan kebijakannya sendiri yang memang berkaitan.
I.
Soal
– Soal dan Jawaban
1. Faktor
– faktor apa sajakah yang harus dipertimbangkan sebelum memilih saluran
distribusi?
Jawaban:
a.
Faktor
Pertimbangan Pasar
Oleh karena saluran
distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka keadaan pasar
adalah faktor penentu dalam memilih saluran distribusi. Pertimbangan pasar yang
harus diperhatikan adalah bagaimana sifat pasar, jumlah pembeli potensialnya,
konsentrasi pasar secara geografis, jumlah pesanan yang mungkin keluar, dan
kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian.
b.
Faktor
Pertimbangan Barang
Barang yang di jual
kita harus ketahui nilai per unitnya, berapa biaya pengangkutan dalam
hubungannya dengan besar kecilnya barang, bagaimana kualitas barang, serta
bagaimana cara penggunaan dan pemeliharaannya.
c.
Faktor
Pertimbangan Perusahaan
Faktor ini berhubungan
dengan manajemen perusahaan tersebut, seperti pengalaman dan kemampuan pihak
manajemen, pengawasan, serta pelayanan yang diberikan. Sumber dana juga
termasuk dalam faktor ini.
d.
Faktor
Pertimbangan Perantara
Faktor ini berkaitan
dengan pelayanan yang akan diberikan oleh perantara, kegunaan dari perantara yang
akan di pakai, dan bagaimana sikap perantara terhadap kebijakan produsen.
2. Sebutkan
apa saja keuntungan dan kerugian dari distribusi intensif, distribusi selektif,
dan distribusi eksklusif?
a. Distribusi
Intensif
Ø Keuntungan:
dengan menggunakan
distribusi intensif akan memberikan kemudahan akses kepada pelanggan.
Ø Kerugian:
Karena adanya
kemungkinan bagi pelanggan untuk tidak membeli produk tersebut, banyak gerai
jadi tidak mau menerima sejumlah produk yang ditawarkan.
b. Distribusi
Selektif
Ø Keuntungan:
Dalam distribusi
selektif ini hanya berfokus pada gerai dimana karyawan memiliki keahlian dalam
menjual produk tersebut dan, atau pada gerai
yang mengajukan permintaan produk.
Ø Kerugian:
Produk yang dijual
tidak dapat diakses semudah jika produk tersebut didistribusikan dengan secara
intesif, oleh karena distribusi bersifat selektif.
c. Distribusi
Eksklusif
Ø Keuntungan:
Produsen dapat
memastikan bahwa gerai – gerai tempat produk didistribusikan mampu melayani
dengan baik dan produk akan dianggap prestisius karena distribusi hanya
berfokus pada sedikit gerai.
Ø Kerugian:
Pelanggan akan memiliki
akses yang sangat terbatas karena distribusi yang bersifat eksklusif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam suatu perusahaan Distribusi memiliki peranan
yang cukup penting. Hal ini dikarenakan Distribusi berfungsi sebagai jembatan
antara produsen dengan konsumen dimana kegiatannya yaitu mengusahakan
barang/jasa agar dapat tersalurkan dari produsen ke konsumen dalam waktu dan
tempat yang tepat. Saluran distribusi yang optimal bergantung pada
karakteristik – karekteristik produk terkait, misalnya kemudahan transportasi
dan tingkat standardisasi. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi pesanan melalui
internet juga merupakan salah satu faktor penentu karena itu dalam suatu distribusi hal –
hal tersebut tidak boleh dilupakan. Struktur Sistem
distribusi sebuah perusahaan akan memengaruhi kinerjanya. Proses distribusi
yang terlalu panjang memberikan pengaruh buruk yang merugikan, sebab itu
penting untuk kita berusaha mempercepat proses distribusi.
.Dalam sistem distribusinya produsen sering menggunakan
perantara sebagai penyalurnya yang digolongkan
menjadi dua, yaitu perantara pedagang dan perantara agen. Perantara ini merupakan
suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri, berada diantara produsen dan
konsumen akhir atau pemakai industri
sehingga dalam distribusi, peran perantara juga tidak boleh disepelekan, sebab
tanpa perantara beberapa perusahaan akan sulit untuk berhubungan dengan
konsumennya.
DAFTAR PUSTAKA
Madura, Jeff. 2007. Introduction To Bussiness, book 2,
ed.
Jakarta: Salemba Empat
Swastha, Basu. 1996. Azaz-Azaz Marketing. Edisi ketiga. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar