BAB
I
PENDAHULUAN
Bagi
seorang atau sekelompok wirausahawan, salah satu dilema yang umum dihadapi
ketika perusahaannya menjadi berkembang adalah pilihan dalam menentukan gaya
bisnis apa yang sebaiknya diterapkan di dalam manajemennya. Ketika perusahaan
masih berskala kecil, manajemen keluarga masih bisa digunakan, tetapi semakin
lebar perkembangan usaha maka gaya manajemen pun harus berkembang karena tidak
lagi mampu dikelola oleh anggota keluarga. Bagi sebagian orang mengembangkan
usaha lebih lanjut berarti harus merelakan dirinya untuk berbagi kekuasaan dan tanggungjawab kepada orang
lain yang dianggap profesional. Disinilah dibutuhkan peran dari manajemen profesional dalam perusahaan yang sedang
berkembang.
Tak dapat dipungkiri,
para wirausahawan yang profesional
memerlukan waktu yang cukup banyak untuk merubah manajemennya menjadi manajemen yang profesional. Sebelum melangkah
lebih jauh terlebih dahulu seorang wirausaha harus mengetahui terlebih dahulu
mengenai usaha-usaha yang berskala kecil. Usaha skala kecil ini adalah dasar
untuk memulai manajemen yang profesional. Selanjutnya yaitu harus mengetahui
lingkup dari kegiatan manajemen sendiri, karena seluruh kegiatan wirausaha
harus diatur sesuai dengan manajemen yang baik supaya sesuai dengan tujuan dari
perusahaan. Sebagai tambahan seorang pengusaha harus memahami aspek-aspek
manajerial yang profesional.
Pemilik perusahaan harus bersikap
profesional dalam kegiatan manajemennya. Seorang profesional harus bertindak secara efektif
dalam pelaksaan seluruh kegiatan manajemen. Dalam perusahaan yang sedang
berkembang dibutuhkan peran dari seluruh elemen untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan tujuan perusahaan, karena perusahaan yang sedang berkembang ini
mempunyai peluang yang sangat besar untuk terus berkiprah di dunia bisnis.
Dengan beberapa ide atau gagasan yang efektif perusahaan dapat bertransformasi
menjadi perusahaan yang besar dan maju. Sehingga manajeman untuk perusahaan
yang sedang berkembang ini sangat penting untuk diperhatikan karena menjadi
akar dari kesuksesan perusahaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK
KHUSUS DARI MANAJEMEN PERUSAHAAN KECIL
Manajemen Tingkat Profesional
Manajer professional adalah seorang manajer
yang menggunakan metode manajemen yang sitematis dan analisis. Perbedaan besar
dari jenis manajemen yang tidak ahli dan sangat profesional terletak rangkaian
kesatuan. Pada manajemen yang tidak ahli para wirausaha dan manajer lain sangat
bergantung pada pengalaman masa lalu, petunjuk praktis, dan tingkah pribadi
dalam memberikan petunjuk pada bisnis mereka. Kebanyakan ide motivasi mereka
didasarkan pada cara mereka diperlakukan pada bisnis sebelumnya atau adanya
hubungan keluarga. Sedangkan pada manajemen professional, para manajer dan
wirausaha sistematis dan analisis di dalam berurusan dengan permasalahan dan
persoalan manajemen. Karena mereka menekankan perolehan fakta dan menyusun
solusi logis, pendekatan mereka kadang digambarkan seperti ilmiah dan alam. Hal
tersebut merupakan tantangan bagi para manajer perusahaan kecil untuk mengembangkan
profesionalisme sebanyak mungkin.
Pendiri sebagai manajer
Para pendiri perusahaan baru tidak
selalu merupakan anggota organisasi yang baik. Mereka memang merupakan
orang-orang yang kreatif, inovatif, yang mengambil resiko untuk berusaha
sendiri. Tetapi para pendiri mungkin gagal untuk menghargai nilai praktik
manajemen yang baik, sebagai akibatnya orientasi mereka sering berbeda dari
para manajer profesional. Pada umumnya perusahaan kecil memang memiliki
manajemen yang buruk. Mereka sangat rentan terhadap ancaman-ancaman. Perusahaan
kecil secara tipikal kekurangan staf khusus yang cukup professional. Kurangnya
dukungan spesialis yang berpengalaman dalam bidang-bidang seperti peneliti
passer, analisis keuangan, periklanan dan manajemn Sumber Daya Manusia. Manajer
dalam perusahaan kecil harus menentukan keputusan dalam bidang-bidang tersebut
tanpa adanya staf ahli. Tetapi bagaimanapun juga manajemen yang buruk tidak
universal dan dapat dihindarkan.
Pertumbuhan dan Manajemen
perusahaan
Ada 4 tahap di dalam pertumbuhan
perusahaan. Dalam Tahap 1, perusahaan hanya sebuah operasional satu orang.
Beberapa perusahaan memulai dengan organisasi yang lebih besar, tapi banyak
juga yang dimulai dengan satu orang. Bahkan kebanyakan berjalan untuk jangka
waktu yang tak terbatas. Dalam Tahap 2, wirausaha menjadi tahap pemain-pelatih,
yang menyatakan secara tidak langsung partisipasi luas dalam operasional
bisnis.Di samping melakukan pekerjaan dasar (apakah membuat produk, menjualnya,
menulis cek atau catatan) wirausaha juga harus mengkoordinasikan usaha dari
yang lain. Dalam Tahap 3, ketika sebuah pengawasan tingkat menengah
ditambahkan. Dalam banyak hal, ini adalah saatnya menentukan bagi perusahaan
kecil tersebut. Karena mereka harus berdiri diatas manajemen yang turun tangan
langsung dan bekerja melalui lapisan manajemen yang menyelanginya. Dalam
Tahap 4, tahap organisasi formal melibatkan lebih banyak ukuran organisasi yang
meningkat dan berlapis-lapis. Formalisasi organisasi merupakan pemakaian
kebijakan tertulis, persiapan rencana dan anggaran, standardisasi praktik
personalia, komputerisasi catatan, persiapan peta organisasi dan deskripsi
pekerjaan, penjadwalan training, pendirian prosedur pengendalian dan
seterusnya. Fleksibilitas dan formalitas mungkin berguna ketika perusahaan
pertama kali dimulai, tapi pertumbuhan perusahaan memerlukan formalitas yang
lebih besar dalam perencanaan dan pengendalian. Keahlian manajer yang besar
dibutuhkan oleh wirausaha untuk menjaga atmosfer “keluarga” sambil mengenalkan
manajemen professional. Selama sebuah perusahaan begerak dari Tahap 1 sampai
Tahap 4, pola kegiatan kewirausahaan berubah. Wirausaha tidak lagi menjadi
seorang pelaku tetapi perlahan
menjadai seorang manajer.
LINGKUP PEKERJAAN MANAJERIAL
Apa yang dilakukan para manajer,
bagaimana mereka merencanakan, menjalankan kepemimpinan, mengorganisasikan dan
bagaimana mereka mengendalikan operasional. Kegiatan-kegiatan ini disebut
fungsi manajemen.
Perencanaan
1. Kebutuhan
akan perencanaan formal
Keadaan mempengaruhi tingkatan yang
memerlukan perencanaan formal, tetapi sebagian besar bisnis dapat berfungsi
lebih menguntungkan dengan meningkatkan jumlah perencanan yang dikerjakan oleh
para manajer dan membuatnya lebih sistematis. Hasil perencanaan datang dalam berbagai cara. Pertama, proses
pemikiran melalui masalah yang dihadapi sebuah perusahaan dan mengembangkan
rencana untuk berurusan dengan masalah tersebut dapat memperbaiki
produktivitas. Kedua, perencanaan memberikan sebuah focus bagi sebuah
perusahaan, keputusan manajerial atas bagian tahun yang dapat dituntun dengan
rencana tahunan dan para karyawan dapat bekerja secara konsisten untuk sasaran
yang sama. Ketiga, bukti bahwa perencanaan meningkatkan kredibilitas dengan
para kreditor, penyalur dan pihak luar lainnya.
2. Tipe
rencana
Arah dasar sebuah perusahaan ke masa
mendatang dituangkan dalam sebuah dokumen yang disebut perencanaan jangka
panjang atau perencanaan strategis. Perencanaan jangka panjang merupakan
keseluruhan perencnaan sebuah perussahaan untuk masa mendatang. Sedangkan
perencanaan strategis/jangka pendek merupakan perencanaan yang menentukan
operasional sebuah perusahaan untuk satu tahun atau kurang.
3. Perencanaan
waktu
Karena para manajer sibuk memadamkan
masalah-masalah yang ada, mereka tidak pernah mengurus perencanaan. Perencanaan
mudah untuk ditunda dan oleh karena itu mudah untuk para manajer mengabaikan
ketika berkonsentrasi pada masalah yang lebih mendesak dalam bidang produksi
dan penjualan. Para manajer yang telah mengabaikan untuk merencanakan mungkin
dikalahkan oleh pesaing-pesaingnya.
4. Partisipasi
karyawan di dalam perencanaan
Meskipun seorang pemilik perusahaan
kecil secara pribadi seharusnya menghabiskan waktu untuk perencanaan, tanggung
jawab ini didelegasikan beberapa tingkat pada anggota bisnis yang lain. Semakin
besar organisasi tersebut, semakin penting untuk mendelegasikan beberapa
perencanaan pada karyawan yang paling mahir pada bidang-bidang tertentu. Para
manajer yang progresif telah menemukan bahwa ide-ide para karyawan sering berguna
dalam mengembangkan solusi untuk permasalahan perusahaan.
5. Keterlibatan
pribadi wirausaha
Dalam sebagian besar perusahaan kecil,
manajer pemilik bukanlah seseorang yang tidak dikenal, tapi seorang yang
melihat dan berhubungan dengan karyawan dalam bagian dari jadwal kerja normal
mereka. Jika hubungan atasan-bawahan bagus, para karyawan dalam perusahaan
kecil mengembangkan perasaan kesetiaan pribadi yang kuat pada pimpinan mereka.
Situasi ini secara keseluruhan berbeda dengan situasi perusahaan besar, tempat
sebagian karyawan tidak pernah melihat direktur perusahaan. Dengan menciptakan
lingkungan yang mendorong interaksi pribadi, pemimpin sebuah perusahaan kecil
dapat memperoleh yang terbaik dari para karyawannya dan juga memberikan
dorongan yang kuat pada para calon karyawan. Sebagian besar manajer memilih
lingkungan organisasi yang meminimalkan politik jabatan sebagai factor untuk
maju. Dengan menciptakan atmosfer yang ramah sehingga menghindari intrik yang
biasa dalam beberapa organisasi, seorang wirausaha dapat membangun sebuah
lingkungan yang sangat menarik bagi sebagian besar karyawan dan menguntungkan
produktivitas perusahaan.
6. Komunikasi
yang efektif
Kunci lain menuju organisasi yang sehat
adalah komunikasi yang efektif, yaitu membuat para manajer dan karyawan untuk
berbicar satu sama lain dan secara terbuka berbagi permasalahan dan ide. Pada
tingkatan tertentu, hierarki manajemen harus dirancang sedemikian rupa sehingga
karyawan pada semua tingkat dapat berbicara dengan bebas dengan karyawan yang
lebih tinggi. Hasilnya, komunikasi dua arah, sebuah perbedaan yang jauh sekali
dari ide kuno bahwa para manajer memberi perintah dan para karyawan
menjalankan. Seorang manajer perusahaan kecil dapat menggunakan tiap teknik
praktik berikut ini untuk merangsang komunikasi dua arah.
- Sesi
penelaahan kinerja secar periodic untuk mendiskusikan ide-ide para
karyawan, pertanayaan, keluhan, dan harapan akan pekerjaan.
- Papan
pengumuman untuk membuat para karyawan selalu mendapatkan informasi
memgenai perkembangan yang memengaruhi mereka dan perusahaan.
·
Kotak saran untuk mendapatkan ide para
karyawan.
·
Pertemuan staf untuk mendiskusikan
pemasalahan dan urusan umum.
Pengorganisasian
1. Struktur
yang tidak terencana
Dalam perusahaan kecil, struktur
organisasi cenderung berkembang dengan sedikit perencanaan yang disengaaj. Para
karyawan tertentu mulai melakukan fungsi tertentu ketika perusahaan tersebut
baru dan mempertahankan fungsi-fungsi
itu ketika perusahaan sudah dewasa. Tanggung jawab untuk fungsi lain disebarkan
atas jumlah posisi, meskipun mereka menjadi penting sekali sehingga sebuah
perusahaan tumbuh.
2. Rantai
Komando
Merupakan saluran komunikasi vertical
resmi dalam sebuah organisasi. Rantai komando menyatakan secara tak langsung
hubungan atasan-bawahan dengan aliran instruksi ke bawah, tapi rantai komando
melibatkan lebih banyak hubungan. Ini juga merupakan saluran untuk komunikasi
dua arah. Permasalah terjadi ketika para manajer atau karyawan mengabaikan lini
komunikasi formal. Kesetiaan pada rantai komando tak dapat sempurna, sebuah
organisasi yang rantai komandonya kaku akan menjadi perusahaan yang birokratis
dan tidak efisien.
3. Organisasi
lini dan staf
Adalah struktur organisasi yang meliputi
spesialis staf yang membantu manajemen.
Kegiatan lini merupakan kegiatan yang memberikan kontribusi secara langsung
pada tujuan utama sebuah perusahaan. Kegiatan staf mendukung kegiatan lini.
Kesemuanya mengandung kesatuan, yaitu kesatuan komando, dimana situasi yang di
dalamnya instruksi karyawan dating secara langsung hanya dari satu pengawa yang
dekat.
4. Kelompok
informal dalam organisasi
Tipe stuktur organisasi hanya
mendiskusikan tujuan hubungan formal diantara para anggota dari sebuah
organisasi. Semua organisasi bagaimanapun juga memiliki kelompok informal,
apapun bentuknya. Meskipun kelompok informal tidak diciptakan oleh manajemen,
para manajer seharusnya mengamati dan mengevaluasi pengaruh kelompok tersebut
pada berfungsinya seluruh organisasi. Interaksi informal diantara para bawahan
dan para manajer dapat memudahkan kinerja pekerjaan dan dapat juga membuat
kehidupan di tempat kerja lebih menyenangkan bagi setiap orang.
5. Rentang
kendali
Yaitu merupakan jumlah karyawan yang
diawasi oleh seorang manajer. Dengan bertumbuhnya sebuah perusahaan yang sangat
kecil dan bertambahnya karyawan, rentang kendali perlu diperpanjang. Wirausaha
sering memiliki kecenderungan untuk memperpanjang rentang kendali tersebut
terlalu jauh. Hal tersebut untuk mengnawasi semua karyawan yang ditambahkan
dengan berjalanannya waktu.
6. Pendelegasian
otoritas
Seorang manajer memberi hak kepada
bawahan untuk bertindak atau membuat keputusan. Menyerahkan fungsi yang kurang
penting kepada bawahan dengan mendelegasikan otoritas membebaskan atasan untuk
melakukan tugas yang lebih penting. Pendelegasian otoritas penting untuk
operasional sebuah perusahaan kecil yang memuaskan dan mutlak merupakan sebuah
prasyarat untuk pertumbuhan sebuah perusahaan. Kegagalan untuk mendelegasikan
merupakan alasan banyak perusahaan tidak pernah tumbuh di luar bisnisnya yang berukuran
kecil sehinggga dapat langgsung diawasi secara terperinci oleh pemiliknya.
Pengawasan
Walaupun perencanaannya baik,
organisasi jarang berfungsii dengan sempurna. Sebagai hasilnya, para manajer
harus memonitor operasional untuk menetukan penyimpangandari rencana dan
memastikan bahwa perusahaan berfungsi seperti yang diharapkan. Kegiata
manajerial yang memeriksa kinerja dan membenarkannya ketika diperlukan
merupakan bagian fungsi pengendalian manajerial, mereka bertugas untuk menjaga
bisnis pada jalannya. Proses pengendalian dimulai dengan pembuatan standar. Ini
merupakan bukti hubungan antara peencanaan dan pengendalian, untuk ini melalui
peencanaan dan penyusunan sasaran sehinggga standar pengendalian dibuat. Para
pembuat rencana mengubah sasaran kedalam
standar agar dapat diukur. Sebuah sasaran yang diperlukan untuk meningkatkan
pangsa pasar. Tindakan perbaika dibutuhkan ketika kinerja menyimpang secara
signifiikan dan standar dalam sebuah arah yang tidak menguntungkan. Untuk
mencegah penyimpangan yang berulang, tindakan seperti itu harus disertai dengan
sebuah analisis penyebab penyimpangan. Agar sebuah permasalahan secara efektif
dikendalikan, tindakan perbaikan harus mengidentifikasikan penyebab sebenarnya.
MANAJEMEN WAKTU
Seorang
manajer pemilik perusahaan kecil menghabiskan sebagian hari kerja di garis
depan (menemui para konsumen, pemecahan masalah, mendengarkan keluhan konsumen,
berbicara dengan para penyalur, dan sejenisnya). Dia memecahkan permasalahan
seperti itu hanya dengan bantuan staf yang sedikit. Sebagai hasilnya, energy
dan kegiatan manajer, pemilik tersebar dan waktu menjadi sumberdaya yang
langka.
Permasalahan dari tekanan waktu
Waktu yang digunakan oleh sebagian
besar para pemilik bisnis baru sangat panjang. Para manajer mungkin terlalu
sibuk untuk melihat perwakilan penjualan. Yang dapat memasok informasi pasar
pada produk dan proses baru, terlalu sibuk untuk membaca daftar bacaan
perdagangan atau teknis yang akan menceritakan pada mereka apa yang mungkin
disesuaikan untuk penggunaan mereka sendiri, terlalu sibuk untuk memberikamn
pada para karyawan instruksi yangh dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan
benar. Sayangnya, bekerja lama dan berat seperti ini mungkin merugikan seorang
wirausaha mengenai kesehatan pribadi, hubungan keluarga dan keefektifan dalam
kepemimpinan bisnis.
Penghemat waktu bagi para manajer
yang sibuk
Bagian dari solusi permasalahan
tekanan waktu yaitu penerapan praktik organisasi yang didiskusikan dalam bagian
yang terdahulu. Sebagai contoh, ketika memungkinkan, manajer sebaiknya
memberikan tugas pada bawahan yang dapat bekerja tanpa pengawasan melekat.
Supaay pendelegasian seperti itu berhasil, tentu saja seorang manajer pertama
harus memilioh dan mnelatih karyawan yang memenuhi syarat. Penghemat waktu
yaitu pengunaan waktu yang efektif. Sedikit waktu akan diselesaikan jika
seorang berganti-ganti dari satu tugas ke tugas lain dan kembali lagi. Langkah
pertama dalam manajemen waktu seharusnya diteliti berapa banyak waktu yang
biasanya digunakan pada berbagai kegiatan. Manajemen waktu yang efektif
membutukan disiplin diri. Seorang mungkin mulai dengan maksud yang baik tapi
hilang ke dalam kebiasaan menyelesaikan apapun yang dia temukan untuk
dikerjakan saat itu. Penundaan merupakan pencurian waktu yang berulang-ulang.
Banyak manajer menunda tugas yang tidak menyenangkan dan suakr, mundur pada
kegiatan yang sepele dan kurang mengancam dan merasionalisasikan bahwa mereka
menyingkirkan tugas tersebut dengan tujuan untuk dapat berkonsentrasi lebih
baik pada tugas yang lebih penting.
BANTUAN MANAJEMEN DARI PIHAK LUAR
Karena para wirausaha cenderung
untuk menjadi pelaku yang lebih baik daripada manajer, mereka sebaiknya
mempertimbnangkan bantuan manjemen dari pihak luar. Bantuan pihak luar seperti
itu dapat menambah pengetahuan pribadi manajer dan keahlian dari beberapa
spesialis staf pada penggajian perusahaan.
Kebutuhan akan pihak luar
Wirausaha yang tipikal tidak hanya
kurang dalam keahlian manajerial tetapi juga kekurangan waktu untuk membagi ide
dengan sesame wirausaha. Dengan menggunakan konsultasi manajemen, para
wirausaha dapat mengatasi beberapa permasalahan manajerial dabn mengurangi
permasalahan isolasi mereka. Lagipula seorang konsultan dapat membantu orang
dalam secara langsung terlibat sebuah permasalahan bisnis dengan melihat
masalah secara jelas. Konsultan juga dapat membantu manajer memperbaiki
pembuatan keputusan melalui pengumpulan fakta organisasi yang lebih baik dan
pengenalan teknik ilmiah analisis.
Sumber bantuan manajemen
Para manajer yang mencari bantuan
manajemen dapat melihat pada banyak sumber. Meliputi incubator bisnis, progam
SBA, dan konsultan manajemen. Pendekatan lain yang dapat digunakan wirausaha
untuk memperoleh bantuan termasuk masyarakat penasihat dan perpustakaan universitas,
menghadiri kelas sore pada akademi setempat, dan mempertimbangkan saran dari
teman dan para konsumen.
Inkubator bisnis
Sebuah incubator bisnis merupakan
organisasi yang menawarkan bantuan baik pelayanan tem;pat, manajerial maupun
administrasi pada bisnis baru. Sebuah incubator bisnis menyediakan atmosfer
yang mendukung untuk bisnis berbulan-bulan awal keberadaannya, ketika bisnis
sangat rapuh dan rentan terhadap bahaya eksternal dan kesalahan internal. Jika
incubator bekerja seperti yang seharusnya, calon bisnis memperoelh kekuatan
dengan segera dan dalam satu tahun atau seterusnya, meninggalkan lingkungan
inkubatik.
Kelompok mahasiswa penasihat
Banyak akademi dan universitas
memiliki kelompok mahasiswa penasihat yang mau membantu bisnis berskala kecil.
Kelompok ini dan mahasiswa senior dan yang sudah lulus, dibawah petunjuk
anggota perusahaan, bekerja dengan pemilik perusahaan kecil dalam menganalisis
dan memberikan solusi pada permasalahan bisnis.
Konsultan manajemen
Para konsultann manajemen melayani
bisnis berskala kecil sama baiknya dengan korporasi besar. Tipe jangkauan
konsultan dari para pengusaha global yang besar sampai perusahaan kecil dan
operasional dua orang. Para manajer perusahaan kecil, bagaimanapun sering
enggan menggunakan penasihat dari pihak luar. Baik permasalahan umum maupun
khusus mungkin membutuhkan bantuan pihak luar. Perusahaan mungkin memerlukan
sebuah perencanaan keuangan, sebuah program pemasaran, kelas pelatihan khusus,
atau sebuah system akuntansi. Atau keadaan darurat mungkin memerlukan seorang
untuk bertindak secara temporer dalam posisi manajemen tertentu.
Network kewirausahaan
Para wirausaha memperoleh bantuan
dari kawan sebaya melalui jaringan, proses pengembangan dan keikutsertaan dalam
hubungan informasi yang menguntungkan. Begitu para pemilik bisnis bertemu
dengan para pemilik bisnis lainnya, mereka menemukan persamaan kepentingan pada
pertukaran ide dan pengalaman. Tempat untuk pertemuan seperti itu mungkin
berupa asosiasi perdagangan, klub masyarakat, organisasi persaudaraan, atau
situasi lain yang membawa wirausaha ke dalam kontak satu sama lain. Tentu saja
jaringan perorangan dari seorang wirausaha tidak terbatas pada wirausaha lain,
tapi rang-orang tersebut mungkin bagian yang paling signifikan dari jaringannya.
Bisnis dan profesional lain
Keanekaragaman bisnis dan kelompok
professional menyediakan bantuan manajemen. Dalam banyak kasus, bantuan seperti
itu merupakan bagian Dari hubungan bisnis. Sumber-sumber nasihat manajemen
meliputi abnkir, akuntan public bersertifikat, pengacara, agen asuransi,
penyalur, asosiasi perdagangan, dan majelis perdagangan. Ini membutuhkan
inisiatif untuk memilik bantuan manajemen yang tersedia dari kelompok tersebut.
STRATEGI-STRATEGI
YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PENGEMBANGAN
1.
Strategi
penetrasi
Strategi
Penetrasi (penetration strategy)merupakan
strategi untuk tumbuh dengan cara mendorong para konsumen lama untuk membeli
lebih banyak produk perusahaan. Dengan pembelian produk yang berulang oleh
konsumen, maka kegiatan pemasaran akan menjadi efektif. Strategi ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan kampanye pemasaran yang ekstensif agar konsumen
kembali tertarik pada produk yang lama.
2.
Strategi pengembangan pasar
Strategi Pengembangan
Pasar (market development strategy) dilakukan
dengan cara menjual produk-produk yang sudah ada kepada konsumen baru. Sebelum
melakukan proses penjualan, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan
dengan konsumen baru. Konsumen-konsumen baru tersebut dapat dikategorikan
berdasarkan lingkup geografi, lingkup demografi, dan berdasarkan penggunaan
produk baru.
a. Lingkup
Geografi
Dalam lingkup geografi, produk-produk
yang telah dibuat oleh perusahaan dijual kepada penduduk yang berada di lokasi
baru. Contoh yang paling jelas adalah ketika perusahaan dalam negeri mulai
melakukan ekspor. Produsen harus mengetahui kemungkinan adanya perbedaan bahasa
atau persyaratan hokum yang diterapkan di daerah yang akan dituju.
b. Lingkup
Demografi
Demografi digunakan untuk
mengarakterisasi konsumen berdasarkan pendapatan, tempat tinggal, pendidikan,
usia, jenis kelamin, dll. Sebagai contoh, sebuah perusahaan game sepak bola
yang menarget konsumen laki-laki mulai usia anak-anak hingga dewasa atau
perusahaan boneka yang menarget konsumen wanita untuk usia anak-anak hingga remaja.
Dengan mengetahui siapa target yang akan dituju, produsen akan lebih mengetahui
cara untuk memproduksi barang-barangnya secara efektif dan efisien.
c. Penggunaan
Produk Baru
Orang-orang yang belum terbiasa dalam
penggunaan produk yang masih baru kadang-kadang masih keliru dalam memanfaatkan
produk itu dengan baik. Atau mungkin justru mengubah fungsi produk tersebut
menjadi fungsi yang tidak seharusnya. Contohnya pada saat pertama kali handphone mulai memasyarakat. Alat
tersebut dapat mengeluarkan suara / musik yang membuat anak-anak penasaran.
Karena rasa penasaran tersebut, mereka membunyikan handphone tersebut lalu menempelkannya di telinga agar musiknya
terdengar dengan jelas. Hal itu tentu saja tidak baik untuk kesehatan telinga.
Karena itu, produsen handphone akhirnya
mulai melengkapi produknya dengan fasilitas baru yaitu music player dan juga headset
yang aman untuk mendengarkan musik.
3.
Strategi
diversifikasi
Strategi Diversifikasi (Diversification strategy) adalah
menjual produk baru pada pasar yang juga baru. Terdapat tiga macam
diversifikasi yang berkaitan, yang dapat dijelaskan melalui rantai nilai
tambahan (value-added chain). Rantai
nilai tambahan memperlihatkan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membuat
bahan mentah menjadi sebuah produk dan mengantarkannya ke konsumen. Ada nilai
tambah pada setiap mata rantai yang dilewati. Contohnya seperti gambar berikut
Integrasi mundur (backward integration) adalah menelusuri
rantai nilai tambahan ke belakang (ke atas) menuju bahan mentah, di mana produsen
juga merupakan penjual bahan mentah. Pada intinya, perusahaan bertindak sebagai
pemasok dirinya sendiri. Integrasi maju (forward
integration) adalah mengambil langkah ke depan (bawah) pada rantai nilai
tambah ke arah konsumen, yang berarti perusahaan juga menjadi penjual
barang-barang akhir.
Integrasi maju atau
mundur ini memberikan manfaat bagi perusahaan diantaranya adalah:
1. Perusahaan
sudah memiliki dasar dan tujuan untuk berkembang
2. Menjadi
pemasok atau pembeli bagi diri sendiri menyediakan kesempatan strategis untuk
melakukan transaksi dengan lebih efisien daripada melakukan transaksi dengan
perusahaan lain
3. Beroperasi
sebagai pemasok atau pembeli pada bisnis memberikan kesempatan belajar yang
dapat memunculkan proses-proses baru dan juga perbaikan-perbaikan terhadap
produk baru yang tidak akan ada jika integrasi ini tidak terjadi.
4.
Strategi
pengembangan produk
Strategi Pengembangan
Produk (product development strategy)
adalah metode untuk berkembang dengan cara mengembangkan dan menjual produk-produk
baru pada orang yang telah membeli produk-produk lama dari perusahaan. Strategi
ini memberikan keuntungan berupa kesempatan untuk memanfaatkan sistem
distribusi yang sudah ada
dan reputasi korporasi yang telah dimiliki perusahaan dengan para konsumennya.
BAB
III
PENUTUP
- Manajer
professional adalah seorang manajer yang menggunakan metode manajemen yang
sitematis dan analisis. Perbedaan besar dari jenis manajemen yang tidak
ahli dan sangat profesional terletak rangkaian kesatuan. Pada manajemen
yang tidak ahli para wirausaha dan manajer lain sangat bergantung pada
pengalaman masa lalu, petunjuk praktis, dan tingkah pribadi dalam
memberikan petunjuk pada bisnis mereka. Kebanyakan ide motivasi mereka
didasarkan pada cara mereka diperlakukan pada bisnis sebelumnya atau
adanya hubungan keluarga. Sedangkan pada manajemen professional, para
manajer dan wirausaha sistematis dan analisis di dalam berurusan dengan
permasalahan dan persoalan manajemen.
- Apa
yang dilakukan para manajer, bagaimana mereka merencanakan, menjalankan
kepemimpinan, mengorganisasikan dan bagaimana mereka mengendalikan
operasional. Kegiatan-kegiatan ini disebut fungsi manajemen. Lingkup pekerjaan manajerial dibagi menjadi,
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.
- Seorang
manajer pemilik perusahaan kecil menghabiskan sebagian hari kerja di garis
depan (menemui para konsumen, pemecahan masalah, mendengarkan keluhan
konsumen, berbicara dengan para penyalur, dan sejenisnya). Dia memecahkan
permasalahan seperti itu hanya dengan bantuan staf yang sedikit. Sebagai
hasilnya, energy dan kegiatan manajer, pemilik tersebar dan waktu menjadi
sumberdaya yang langka. Para manajer harus memahami pentingnya manajemen
waktu.
- Karena
para wirausaha cenderung untuk menjadi pelaku yang lebih baik daripada
manajer, mereka sebaiknya mempertimbnangkan bantuan manjemen dari pihak
luar. Bantuan pihak luar seperti itu dapat menambah pengetahuan pribadi
manajer dan keahlian dari beberapa spesialis staf pada penggajian
perusahaan.
- Strategi yang digunakan dalam proses perkembangan
merupakan beberapa strategi yang efektif seperti :strategi penetrasi,
strategi pengembangan pasar, strategi diversifikasi, dan strategi
pengembangan produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar